SUKOREJO, KENDALMU.OR.ID — Majelis Pembinaan Kader dan Sumberdaya Insani (MPKSDI) PD Muhammadiyah Kendal menggelar Baitul Arqam bagi mahasiswa penerima Beasiswa Sang Surya Lazismu Kendal di SMK Muhammadiyah 4 Sukorejo, Sabtu–Minggu (6–7/12/2025).
Kegiatan ini merupakan kolaborasi MPKSDI dan Lazismu PDM Kendal untuk memperkuat proses kaderisasi persyarikatan di kalangan mahasiswa.
Sebanyak 46 mahasiswa penrima Beasiswa Sang Surya jenjang S1 dan S2 dari berbagai perguruan tinggi mengikuti pelatihan intensif yang berfokus pada peningkatan kapasitas kepemimpinan, penguatan ideologi keislaman, dan pemahaman persyarikatan.
Wakil Ketua Lazismu PDM Kendal, Widi Mulyanta, menegaskan bahwa mahasiswa penerima Beasiswa Sang Surya tidak hanya dituntut mencapai prestasi akademik setinggi mungkin, tetapi juga wajib menunjukkan peran aktif sebagai kader dan penggerak persyarikatan Muhammadiyah di lingkungan masing-masing.

Menurutnya, beasiswa ini bukan sekadar bantuan pendidikan, melainkan instrumen pembinaan kader yang diharapkan mampu berkontribusi langsung dalam penguatan dakwah dan pelayanan masyarakat.
“Penerima Beasiswa Sang Surya harus menjadi teladan, bukan hanya di ruang kelas, tetapi juga di tengah masyarakat. Prestasi akademik itu penting, tetapi tidak cukup tanpa diiringi semangat dakwah dan pengabdian,” ujar Widi.
Ia menambahkan bahwa komitmen untuk terlibat aktif dalam gerakan persyarikatan merupakan nilai fundamental yang harus tertanam pada setiap mahasiswa binaan Lazismu.
“Inilah yang membedakan beasiswa ini. Kami ingin mencetak kader yang unggul secara ilmu sekaligus kuat secara ideologi dan kepedulian sosial,” tegasnya.
Sementara itu, Wakil Ketua PDM Kendal sekaligus Korbid MPKSDI, Maryono, yang hadir membuka kegiatan secara resmi, menekankan bahwa Baitul Arqam memiliki posisi strategis dalam memperkuat pembentukan karakter kader Muhammadiyah.

Menurutnya, forum seperti ini bukan hanya ajang pembelajaran, tetapi juga ruang pembentukan keimanan, ketakwaan, serta pemantapan komitmen peserta terhadap nilai-nilai persyarikatan.
“Baitul Arqam ini adalah wadah penting untuk membentuk spiritualitas dan komitmen kader. Di sinilah semangat keislaman dan kemuhammadiyahan diperdalam, sehingga para mahasiswa benar-benar memahami jati dirinya sebagai kader persyarikatan,” ujar Maryono.
Ia juga mendorong para peserta untuk aktif berorganisasi dan menjadi teladan, baik di lingkungan kampus maupun di tengah masyarakat. Maryono menegaskan bahwa kader muda harus tampil percaya diri membawa identitas Muhammadiyah dalam setiap aktivitas sosial dan intelektualnya.
“Kader harus berani tampil. Jangan hanya berprestasi di bangku kuliah, tetapi tunjukkan pengaruh positif kalian di organisasi dan masyarakat. Jadilah contoh yang baik,” ucapnya.
Selain itu, Maryono mengingatkan pentingnya kehadiran kader muda dalam menghidupkan masjid dan berbagai kegiatan keummatan. Ia menilai bahwa masjid adalah pusat gerak dakwah yang tidak boleh ditinggalkan oleh generasi muda. “Hidupkan masjid, ramaikan kegiatan keummatan. Itu tugas kader,” tegasnya.
Maryono menutup pesannya dengan mengajak peserta memandang persyarikatan sebagai ruang pengabdian dan dakwah yang luas.
“Jadikan Muhammadiyah sebagai sarana berdakwah. Jangan pernah malu menjadi kader Muhammadiyah. Kalian adalah harapan masa depan persyarikatan,” katanya
Program Baitul Arqam ini diharapkan melahirkan kader Muhammadiyah yang unggul, berkarakter, dan siap menjadi penggerak perubahan di lingkungan masing-masing melalui perpaduan kemampuan kepemimpinan, spiritualitas, dan kepedulian sosial. (hid)
