NGAMPEL, KENDALMU.OR.ID – Memiliki anak yang sholeh adalah dambaan setiap orang tua. Bahkan dalam hadits riwayat Muslim disebutkan, doa anak sholeh menjadi salah satu amal jariyah yang tidak akan terputus selain sedekah jariyah dan ilmu yang bermanfaat.
Namun, anak sholeh tidak lahir begitu saja. Diperlukan proses panjang melalui pendidikan yang benar serta pemantauan tumbuh kembang secara berkelanjutan.
Hal itulah yang menjadi pokok bahasan Ustadz M. Supri dalam Kajian Ahad Pagi Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Ngampel, Ahad (21/9/2025) di Aula Kecamatan Ngampel.
Dalam pembukaannya, Ustadz Supri menyoroti fenomena orang tua yang berlomba menyekolahkan anak ke sekolah negeri favorit, tanpa memperhatikan aspek pendidikan agama yang minim.
“Saya pernah mengajar (sekarang pension) di SD negeri mata pelajaran Agama Islam hanya 2 jam pelajaran per minggu. Itu pun 1 jam hanya 35 menit. Akibatnya, anak-anak memang pintar, tetapi kurang memiliki bekal akhlak,” ujarnya.
Menurut Ustadz Supri, solusi dari persoalan ini adalah menyekolahkan anak ke lembaga pendidikan Islam yang mengintegrasikan ilmu pengetahuan umum dengan pendidikan agama, seperti SD IT Muhammadiyah.
“Contoh keponakan saya sekolah di IT Muhammadiyah. Setiap adzan Subuh, hanya dia satu-satunya anak di kampung yang berangkat berjamaah. Itu buah dari pendidikan yang seimbang,” tambahnya.
Ia kemudian membacakan firman Allah dalam QS. An-Nisa ayat 9 sebagai pengingat betapa pentingnya orang tua menyiapkan generasi kuat:
وَلْيَخْشَ الَّذِيْنَ لَوْ تَرَكُوْا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعٰفًا خَافُوْا عَلَيْهِمْۖ فَلْيَتَّقُوا اللّٰهَ وَلْيَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًا ٩
“Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka, yang mereka khawatir terhadap kesejahteraannya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.”
Ustadz Supri menjelaskan, kata lemah dalam ayat tersebut mencakup empat aspek: iman, kecerdasan, fisik, dan ekonomi.
Menurutnya, Muhammadiyah telah hadir dengan solusi nyata: Iman dan kecerdasan: melalui sekolah-sekolah Muhammadiyah yang menjamin mutu pendidikan. Kesehatan fisik: dengan klinik kandungan dan layanan kesehatan Muhammadiyah. Ekonomi: melalui amal usaha Muhammadiyah yang membuka lapangan pekerjaan.
Mengakhiri kajiannya, Ustadz Supri menekankan pentingnya peran orang tua dalam menciptakan lingkungan sehat bagi tumbuh kembang anak.
“Jadikan lingkungan anak lingkungan yang baik, agar mereka tumbuh menjadi anak sholeh, berilmu, sehat, dan kuat,” pesannya.
Kajian Ahad Pagi PCM Ngampel kali ini menjadi pengingat mendalam bahwa membentuk generasi sholeh bukan hanya tugas sekolah, tetapi tanggung jawab utama orang tua, masyarakat, dan lingkungan sekitar. (rio)
Kontributor: Ario Bagus Pamungkan, Editor: Abdul Ghofur