KENDAL, KENDALMU.OR.ID — Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kendal menggelar Sarasehan Mubaligh-Mubalighat pada Ahad (21/9/2025) di Gedung DPRD Kendal.
Ratusan mubaligh dan Mubaligot Muhammadiyah Kendal hadir, menjadikan forum ini momentum penting untuk meneguhkan dakwah berkemajuan sekaligus menguatkan komitmen kaderisasi yang dinilai mendesak.
Ketua Majelis Tabligh PDM Kendal, Mukhamad Aliun, dalam sambutannya menegaskan bahwa dakwah hari ini dihadapkan pada tantangan berat.
Persoalan kemiskinan, kesenjangan ekonomi, hingga derasnya arus media sosial yang bebas nilai, kata dia, adalah realitas yang tak boleh diabaikan.
“Dakwah tidak boleh berjalan tanpa pedoman. Muballigh dan Mubalighat Muhammadiyah harus hadir dengan aturan, panduan, dan langkah nyata agar pesan Islam benar-benar dirasakan umat,” tegasnya.
Ketua PDM Kendal, Ikhsan Intizam, yang membuka acara, memberikan apresiasi atas terselenggaranya sarasehan ini. Ia mengingatkan agar program dakwah dibuat sederhana namun berdampak langsung.
“Jangan berhenti pada wacana besar. Jalankan program yang realistis, yang bisa menyentuh kebutuhan umat sehari-hari. Mari kita gaungkan semangat Al-Qur’an, Sholat, dan Infaq tidak akan rugi atau ASHOI. Itu bukan sekadar slogan, tapi pegangan hidup yang jika dijalankan tidak akan merugikan,” ungkapny
Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah, KH. Fathurahman Kamal, menyampaian materi tentang Risalah Islam Berkemajuan: Manifesto Dakwah Transformatif.
Menurutnya, penguatan dakwah harus dimulai dengan sistem kaderisasi yang rapi.
“Persoalan besar Muhammadiyah hari ini adalah kaderisasi mubaligh. Banyak yang muncul spontan tanpa pembinaan sistematis. Ini membuat keberlangsungan dakwah rawan. Kaderisasi yang rapi adalah pekerjaan mendesak,” tegas Kamal yang juga dosen UMY.
KH. Fathurahman lalu mengutip QS. An-Nahl ayat 125 tentang menyeru dengan hikmah dan pelajaran yang baik, serta QS. At-Tahrim ayat 6 tentang kewajiban menjaga diri dan keluarga dari api neraka.
Ia menekankan bahwa kaderisasi mubaligh tidak hanya mencetak penceramah, melainkan membentuk pembimbing umat yang mampu menjaga keluarga, masyarakat, dan lingkungannya dari kerusakan.
Isu kaderisasi pun menjadi sorotan serius forum ini. Para peserta menilai tanpa sistem pembibitan yang jelas, keberlanjutan dakwah akan sulit terjaga. Banyak mubaligh selama ini hadir secara alami tanpa pola pembinaan yang berkesinambungan, sehingga kualitas dan arah dakwah rentan goyah.
Sarasehan ditutup dengan peneguhan komitmen bersama: Muhammadiyah Kendal akan lebih aktif menyiapkan generasi mubaligh yang fasih berdakwah, progresif, dan mampu memimpin perubahan sosial. Dengan spirit ASHOI, para mubaligh Muhammadiyah diharapkan hadir membawa dakwah yang membumi, segar, dan mencerahkan umat di tengah tantangan zaman. (viktor)
Kontributor: Viktor Purhanudin, Editor: Abdul Ghofur