SUKOREJO, KENDALMU.OR.ID – Majelis Tabligh PCM Sukorejo, Kendal kembali menggelar Pengajian Ahad Pagi pada (14/9/2025) di aula Gedung TunasMu, Kecamatan Sukorejo. Kegiatan yang dipadati jamaah ini menghadirkan Ketua Korp Mubaligh Muhammadiyah (KKM) Jawa Tengah sekaligus dosen UIN Walisongo, Aang Kunaepi, sebagai narasumber tunggal.
Dalam ceramahnya, Ustadz Aang menekankan pentingnya menjadikan zikir dan fikir sebagai jalan meraih ridha Allah. Zikir, menurutnya, tidak boleh berhenti di lisan semata. Ia harus diiringi dengan tafakkur, merenungi ciptaan Allah dengan kesadaran intelektual.

“Beragama perlu diletakkan pada dasar data yang kokoh,” tegasnya, “yakni menyelaraskan dalil naqli dari Al-Qur’an dan Sunnah dengan dalil aqli berupa fakta dan logika. Dari perpaduan itu lahir pemahaman yang komprehensif dan relevan dengan kehidupan modern. Inilah ciri orang berkemajuan.”
Ia lalu mengingatkan sabda Rasulullah bahwa tujuan seorang muslim sejati bukan sekadar mencari pujian manusia, melainkan keridhaan Allah. Barangsiapa mencari ridha Allah meski dibenci manusia, maka Allah akan meridhainya, bahkan menjadikan manusia pun ridha kepadanya. Sebaliknya, siapa yang hanya mengejar ridha manusia dengan mengorbankan keridhaan Allah, justru akan menuai murka di dunia dan akhirat.
Ustadz Aang juga menyoroti bahaya sikap ekstrem dalam beragama. Baik dalam ibadah, akidah, maupun dalam pengkultusan tokoh, sikap berlebihan hanya akan memutus amal.

Ia mengingatkan, setiap anak Adam pasti berbuat salah, namun yang terbaik adalah mereka yang segera bertaubat. Nabi bahkan menegur sahabat yang ingin menambah bentuk ibadah melebihi tuntunan, seraya bersabda: “Barangsiapa membuat amalan yang tidak ada perintahnya dari kami, maka amalan itu tertolak.” Begitu pula dalam hal penghormatan kepada tokoh, Rasulullah menolak diperlakukan berlebihan sebagaimana orang Nasrani memuja Isa putra Maryam.
Di hadapan jamaah, Ustadz Aang menjelaskan tiga karakter utama yang harus menjadi jatidiri warga Muhammadiyah. Pertama, al-fahmu—pemahaman agama melalui ilmu. Kedua, al-ikhlas—meluruskan niat hanya karena Allah, agar amal diterima dan ukhuwah semakin kokoh. Ketiga, tauhid yang murni, menjaga diri dari segala bentuk kesyirikan. “Tiga karakter ini adalah pondasi penting untuk menghadapi tantangan zaman sekaligus menjaga kemurnian dakwah Muhammadiyah,” ujarnya.
Ia pun menegaskan pentingnya meneladani Rasulullah sebagai uswatun hasanah, teladan utama dalam akhlak, kepemimpinan, dan pengelolaan masyarakat. Firman Allah dalam QS. Al-Ahzab: 21 kembali diingatkan: “Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan hari kiamat, serta banyak mengingat Allah.”
Lebih jauh, Aang berpesan agar seorang muslim berani bersikap tegas pada dirinya di dunia, agar memperoleh kelapangan di akhirat. Sebaliknya, jika hidup terlalu lunak dan mengikuti hawa nafsu, justru akhiratlah yang terasa sempit. Ia mengingatkan bahaya pikiran negatif dan kemaksiatan karena hanya menambah kegelisahan.

“Segala pikiran negatif dan kemaksiatan adalah penghalang terbesar menuju impian dalam diri Anda,” ujarnya. Sebaliknya, takwa, ibadah, dan amal saleh akan melahirkan ketenangan batin.
Ketua PCM Sukorejo, Amrul Hidayat, dalam sambutannya menegaskan bahwa pengajian akan menjadi agenda rutin setiap Ahad Pahing dan dipusatkan di Gedung TunasMu.
“Langkah ini merupakan wujud pemanfaatan amanah wakif sekaligus upaya mempererat silaturahmi antarwarga Muhammadiyah. Mari kita jadikan Ahad Pahing sebagai Hari Bermuhammadiyah di Sukorejo,” ujarnya penuh semangat.
Pengajian ini tidak hanya memperkaya wawasan spiritual jamaah, tetapi juga memperkokoh ikatan komunitas dalam semangat kebersamaan dan gerakan Islam berkemajuan. (silo)
Kontributor : Susilo Priyatno, Editor: Abdul Ghofur