KENDAL, KENDALMU.OR.ID – Sebanyak 35 warga Desa Ngesrepbalong, Kecamatan Limbangan, Kendal, resmi memasuki proses graduasi dari program Bantuan Sosial (Bansos) setelah lima tahun menerima bantuan.
Pengumuman graduasi disampaikan dalam acara Penutupan Desa Pilot Project Pemberdayaan Masyarakat Menuju Graduasi Bansos 2025 yang dihadiri Wakil Menteri Sosial RI, Agus Jabo Priyono, Bupati Kendal Dyah Kartika Permanasari, dan sejumlah pejabat terkait, Kamis (11/12/2025).

Ketua Kelompok Usaha Bersama (KUB) Ngesrepbalong, Sri Rohana, menyebut keputusan warga untuk tidak lagi menerima bansos berangkat dari kesadaran dan kedisiplinan mereka selama ini.
“Selama lima tahun menerima Bansos, mereka menyisihkan sebagian dananya untuk merintis usaha ekonomi mandiri,” ujarnya.
Ia menjelaskan, keikhlasan 35 keluarga tersebut meninggalkan status penerima bansos membuahkan hasil berupa berkembangnya usaha lokal berbasis potensi desa.
Produk-produk yang kini dihasilkan mencakup pengolahan kopi, gula aren, teh sangai, serta berbagai macam keripik. Menurut Rohana, dukungan pemerintah turut menjadi penguat dalam proses tersebut.
“Kami menerima modal usaha Rp20 juta untuk pembelian alat produksi dan bahan pokok serta bimbingan dari pemerintah selama satu tahun pasca-graduasi,” terangnya.
Rohana menegaskan, para anggota KUB Ngesrepbalong bersama delapan desa lain di Jawa Tengah kini siap diwisuda oleh Wamensos. Wisuda tersebut menjadi simbol kesiapan keluarga-keluarga ini memasuki tahap baru sebagai pelaku ekonomi mandiri. Ia berharap kelompok yang dipimpinnya dapat terus berkembang menjadi pilar ekonomi berdikari desa.
Bupati Kendal, Dyah Kartika Permanasari, menyambut positif langkah graduasi tersebut dan menilai keberanian warga menjadi bukti nyata perubahan.
“Di Desa Ngesrepbalong, yang sebagian besar merupakan kawasan hutan dan perkebunan, usaha-usaha lokal seperti KUB kopi dan stroberi kini mulai menggeliat dan dipasarkan melalui Pasar Londer setiap Sabtu dan Minggu. Ini menunjukkan kemandirian warga mulai terbentuk,” ujarnya.

Bupati berharap program ini menjadi contoh pemberdayaan masyarakat berbasis potensi alam dan budaya lokal, sekaligus memperkuat perekonomian desa wisata Ngesrepbalong.
Wakil Menteri Sosial RI, Agus Jabo Priyono, menegaskan bahwa pemerintah memberikan intervensi khusus bagi desa pilot project, termasuk modal usaha Rp20 juta per KUB dari Kemensos serta dukungan Kunjungan Balai Mobile (KBM) senilai Rp5 juta.
“Mereka kita intervensi, dampingi, kita beri modal usaha, dan hari ini mereka menyatakan tidak bersedia menerima bansos lagi karena ingin mandiri dan berdaya,” kata Agus.
Ia menambahkan bahwa program pemberdayaan ini merupakan bagian dari upaya nasional mengubah penerima bansos menjadi pelaku usaha mandiri.
Agus mencontohkan keberhasilan pelatihan kerajinan anyaman eceng gondok di Desa Kalisalak yang kini berorientasi ekspor.
“Ini contoh nyata dari apa yang diperintahkan Bapak Presiden, agar pada 2026 kemiskinan ekstrem bisa nol persen,” tegasnya. (fur)
