NGAMPEL.KENDALMU.OR.ID. Mestinya seluruh ibadah di bulan Sya’ban menjadi motivasi kaum muslimin, karena di bulan ke 8 itu amal perbuatan (setiap ibadah) diangkat oleh Allah SWT. Bahkan Rasulullah SAW sangat menganjurkan untuk memperbanyak ibadah, terutama puasa, agar amalnya dilaporkan dalam keadaan berpuasa.
Sholat Subuh memiliki keistimewaan karena disaksikan oleh malaikat. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT menyatakan bahwa sholat Subuh itu disaksikan, menandakan betapa pentingnya ibadah ini di hadapan-Nya.
Melaksanakan sholat subuh berjamaah di masjid atau musholla di musim hujan, banjir dengan keadaan dingin saat ini menunjukkan komitmen dan keteguhan iman.
Demikian penggalan kajian Ahad pagi Al Ikhlas PCM Ngampel yang disampaikan Ustadz Mustofa, Ahad (2/2/2025) di Aula Kec. Ngampel
“Lebih-lebih sholat subuh pada bulan Syaban karena Allah akan melipatkan pahala,” kata Ustadz Mustofa.
Menurutnya, terdapat 3 peristiwa penting dan monumental di bulan Sya’ban, yaitu perubahan arah kiblat dari Baitul Maqdis (Yerusalem) ke Masjidil Haram (Makkah), waktu di mana amal perbuatan manusia diangkat kepada Allah, dan bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW.
Ustadz Mustofa menerangkan, salah satu peristiwa paling monumental yang terjadi di bulan Sya’ban adalah perubahan arah kiblat dari Baitul Maqdis (Yerusalem) ke Masjidil Haram (Makkah).
“Perintah ini diturunkan pada tahun kedua Hijriah dan menjadi simbol penegasan identitas umat Islam. Meskipun Rasulullah mendapatkan cemoohan dari kaum Yahudi yang mengatakan bahwa menghadap masjidil Aqsa sama saja menghadap ke tempat ibadah kaum Yahudi yaitu tembok ratapan,” terang Ustadz Mustofa mensitir ayat Al qur’an Surat Al-Baqarah ayat 144 :
قَدۡ نَرَىٰ تَقَلُّبَ وَجۡهِكَ فِي ٱلسَّمَآءِۖ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبۡلَةٗ تَرۡضَىٰهَاۚ فَوَلِّ وَجۡهَكَ شَطۡرَ ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡحَرَامِۚ وَحَيۡثُ مَا كُنتُمۡ فَوَلُّواْ وُجُوهَكُمۡ شَطۡرَهُۥۗ وَإِنَّ ٱلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡكِتَٰبَ لَيَعۡلَمُونَ أَنَّهُ ٱلۡحَقُّ مِن رَّبِّهِمۡۗ وَمَا ٱللَّهُ بِغَٰفِلٍ عَمَّا يَعۡمَلُونَ
Artinya: ‘Sungguh, Kami melihat wajahmu (Nabi Muhammad) sering menengadah ke langit. Maka, pasti akan Kami palingkan engkau ke kiblat yang engkau sukai. Lalu, hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidilharam. Di mana pun kamu sekalian berada, hadapkanlah wajahmu ke arah itu. Sesungguhnya orang-orang yang diberi kitab benar-benar mengetahui bahwa (pemindahan kiblat ke Masjidilharam) itu adalah kebenaran dari Tuhan mereka. Allah tidak lengah terhadap apa yang mereka kerjakan. (QS. Al-Baqarah 144).
“Peristiwa tersebut terjadi yang dikenal sebagai Masjid Qiblatain yang terjadi waktu Nabi Muhammad beserta Jamaahnya melaksanakan Sholat Ashar yang mana waktu rakaat 1 dan 2 menghadap ke Masjidil Aqsa ketika memasuki Rakaat 3 dan 4 bergeser menghadap ke arah Masjidil Haram. Semenjak saat itu Kiblat umat Islam akan tetap ke arah Masjidil Haram sampai Kiamat karena Al-Quran tidak bisa diamandemen” ungkapnya lagi.
Keutaman yang kedua kita sebagai pecinta Rasulullah harus bersalawat kepada rasul-rasul karena akan mendapatkan pahala lebih karena pribadil Rasul itu Uswatun Khasanah.
“Di bulan ini, Allah SWT menurunkan perintah untuk bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW,” katanya sambil menyampaikan Ayat Al qur’an Surah Al-Ahzab ayat 56.
نَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِl وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
Artinya: ‘Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya berselawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, berselawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya’. (Surah Al-Ahzab ayat 56)
Ketiga pada Bulan Sya’ban amalan kita selama satu tahun akan diserahkan oleh Malaikat Raqid dan Atid kepada Allah SWT.
“Bulan Sya’ban juga merupakan waktu di mana amal perbuatan manusia diangkat kepada Allah SWT. Ini menjadi momen refleksi bagi umat Islam untuk memperbaiki diri dan meningkatkan amal ibadah sebelum memasuki bulan Ramadhan,” ujarnya
Sedangkan sholat, kata Ustadz Mustofa, langsung masuk ke dalam laporan tidak ditunggu dulu seperti ibadah yang lain seperti puasa.
“Jadi sholat tidak boleh diqada atau diganti beda dengan puasa maka harus diganti seperti hutang, ibarat masuk rekening amalan kita transit dulu ke Raqid dan Atid,” ujar Musthofa disambut geer jamaah.
Menyinggung sholat subuh berjamaah, Ustadz Mustofa menejelaskan lebih utama tidak masbuk (tertinggal).
“Dari Hurairah Nabi Muhammad bersabda : Barang siapa 1 Rakaat Masbuq satu itu sebelum matahari terbit maka ia mendapatkan 2 rakaat,” katanya mengutip kitab Bulughul Marom.
Menurut Mustofa, alasan hadist ini ada karena itu ada manusia yang seperti ini kalau manusia on time maka tidak ada hadist ini seperti .
“Waktu Nabi Muhammad diajari Sholat oleh Malaikat Jibril waktu pertama pasti tepat waktu ketika nabi Muhammad mendapatkan perintah Sholat kemudian Malaikat Jibril kadang terlambat padahal sudah ditunggu oleh Nabi Muhammad,” katanya.
Di bagian akhir materi Ustad Musthofa menyampaikan pentingnya melakukan sholat subuh dan Isya’.
“Barang siapa mendapati sholat subuh 2 rakaat mendapatkan pahala setara sholat semalam suntuk dan barang siapa yang melaksanakan sholat Isya setara mendapatkan pahala sholat setengah malam,” ujarnya.
Ustadz Mustofa berharap kepada seluruh Jamaah Ahad Pagi untuk senantiasa menjaga amal dan istiqomah dalam melaksanakan sholat. (rio).
Kontributor : Ario Bagus Pamungkas
Editor : Abdul Ghofur