WELERI.KENDALMU.OR.ID. Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Bustanul Athfal (TK ABA) 07 Weleri, Kab. Kendal merupakan amal usaha Aisyiyah di bidang pendidikan anak usia dini.
TK ABA 07 Weleri berkomitmen menciptakan lingkungan pendidikan yang aman, nyaman, untuk mendukung perkembangan anak secara holistik.
Komitmen tersebut ditandai dengan menggelar deklarasi Satuan Pendidikan Ramah Anak di sela acara visitasi dan verifikasi kelayakan usul perizinan PAUD TK ABA07 Weleri beberapa waktu lalu.
Kepala TK ABA 07 Weleri, Laras Yuliani berharap, deklarasi ini menjadi momentum penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan anak.
Laras menyebut 3 hal yang dicapai ketika TK ABA 07 Weleri mendeklarasikan diri sebagai satuan pendidikan ramah anak.
“Lingkungan yang aman, perlindungan anak, meningkatkan kualitas TK, dan pendidikan berbasis nilai,” kata Laras Selasa kemarin.
Dia menjelaskan, di TK ABA 07 Weleri harus tercipta lingkungan bebas dari kekerasan dan diskriminasi.
“Dengan lingkungan yang aman anak-anak dapat belajar dan berkembang tanpa rasa takut,” ujarnya.
Perlindungan anak, lanjut Laras, setiap anak harus terlindungi dari berbagai bentuk eksploitasi dan kekerasan, sehingga hak-hak mereka dalam proses pendidikan terpenuhi.
Lebih dari itu TK ABA 07 Weleri pendidikannya berbasis nilai.
“Mengedepankan nilai-nilai keagamaan dan moral dalam pendidikan, agar anak tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga memiliki akhlak yang baik,” kata Laras.
Sedangkan Komite TK ABA 07 Weleri, Sulis Mardiyono mendukung pelaksanaan deklarasi satuan pendidikan ramah anak.
Dia menilai langkah ini sangat strategis dalam rangka merespons tantangan yang dihadapi anak-anak di Indonesia, termasuk isu-isu seperti kekerasan terhadap anak dan perlunya pendidikan yang lebih inklusif dan ramah.
Sulis meminta 3 hal yang ingin dicapai sekolah sebagai satuan pendidikan ramah anak segera direalisasikan di ranah nyata.
“Terapkan sistem komunikasi yang terbuka, di mana informasi penting disampaikan langsung kepada siswa,” kata Sulis.
Guru TK saat menyampaikan informasi, pinta Sulis, harus tepat dan mudah dipahami. “Gunakan istilah yang sesuai agar anak dapat menangkap pesan dengan baik,” harapnya.
Pendidikan, kata Sulis, tidak hanya menyampaikan informasi, tetapi juga menggali tanggapan dari siswa melalui pertanyaan terbuka.
“Ini mendorong anak untuk berpikir aktif dan berpartisipasi dalam diskusi, sehingga mereka merasa lebih terlibat dalam proses belajar,” katanya lagi.
Khusus untuk visitasi dan verifikasi, Sulis berharap TK ABA 07 Weleri memenuhi kriteria akreditasi yang diperlukan.
“Setelah akreditasi, TK ABA 07 Weleri akan diakui secara resmi sebagai lembaga pendidikan yang berkualitas, dan dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat,” harapnya.
Diketahui, berdasarkan penilaian oleh assesor TK ABA 07 Weleri memperoleh Nilai B dalam capaian akreditasi pertama yang diselenggarakan. (fur)