KANGKUNG.KENDALMU.OR.ID. Istilah Tarhib Ramadhan merupakan ungkapan untuk menyambut kedatangan atau kehadiran sesuatu yang indah, yaitu bulan suci Ramadhan. Disebut indah karena bulan Ramadhan membawa keberkahan yang luar biasa, maka tidak heran apabila menjelang hadirnya bulan yang mulia tersebut banyak masjid yang menyelenggarakan kegiatan, termasuk Masjid Al Ittiba’ Truko, Kec. Kangkung yang sudah rutin menyelenggarakan tarhib Ramadhan dalam bentuk pengajian, dan Tarhib Ramadhan 1445 ini mengahadirkan Ketua PDM Kota Semarang, Ustadz Fachrur Rozi untuk menyampaikan tausyiahnya.
Ketua panitia Tarhib Ramadhan Masjid Al Ittiba’ Truko, Raka Tibyani mengatakan, kegiatan tarhib ini diperuntukkan untuk umum dalam rangka persiapan kita menghadapi bulan suci Ramadhan.
“Pengajian tarhib bersifat umum, sebagai media belajar bersama dalam memahami keagamaan, dan majelis ini untuk menambah ilmu,” kata Raka, Sabtu malam (2/3/2024)
Menurutnya, tarhib Ramadhan adalah salah satu tradisi masjid Al Ittiba’ yang telah berlangsung setiap tahun sebagai upaya untuk merekatkan ukhuwah antar jamaah, dan masyarakat Islam dalam rangka menyambut Ramadhan.
Dia berharap, kegiatan pengajian tarhib Ramadhan ini mampu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT, mendapat ilmu yang bermanfaat dan menjalani ibadah-ibadah di bulan ramadhan dengan antusias.
Sedangkan Ketua Takmir Masjid Al Ittiba’, Ustadz Akhmad Sulkhan menyampaikan, kegiatan pengajian tarhib Ramadhan ini yang menyiapkan adalah Angkatan Muda Masjid (AMM) Masjid Al Ittiba’, mulai dari akomodasi, konsumsi, petugas keamanan, bahkan petugas MC, maupun yang membaca Al qur’an (qori’) adalah anggota AMM.
“Ini sebagai bukti betapa indahnya kebersamaan, berjamaah dengan anak-anak muda masjid Al Ittiba’,” kata Sulkhan.
Dia menilai, keterlibatan anak-anak muda Muhammadiyah dalam kegiatan di masjid sangat penting, karena mereka merupakan generasi yang akan mengganti generasi sebelumnya.
“Kegiatan tarhib Ramadhan sebagai tonggak anak-anak muda yang ke depannya akan lebih semangat bergerak memakmurkan rumah Allah sebaga bukti mencintai masjid, “ ujarnya.
Sulkhan menerangkan, bahwa besok kelak di hari kiamat Allah akan memberi naungan kepada pemuda yang hatinya selalu terpaut dengan masjid.
“Pemuda yang sangat mencintai masjid dan selalu berada disana untuk melaksanakan shalat berjamaah, berdzikir kepada Allah dan dalam rangka mencari ridho Allah. Itulah pemuda yang kelak di hari kiamat mendapat naungan dari Allah,” tegasnya mengutip penggalan hadits, Rajulun qalbuhu muallaqun fil masajid.
Sulkhan berharap, pengajian tarhib Ramadhan ini dapat menjadi penyemangat seluruh jamaah dan kaum muslimin selama menunaikan ibadah-ibadah Ramadhan melalui berbagai amalan, seperti menyediakan sedekah makanan di masjid untuk berbuka bagi yang berpuasa.
“Memberi sedekah makanan bagi orang puasa pahalanya luar biasa,” katanya lagi mengutip hadits, man fathoro shoiman kaana lahu mitslu ajrihi ghoiro annahu laa yanqushu min ajrish shoo imi syaian.
Sedangkan Ustadz Fachrur Rozi dalam salah satu bagian dari tausyiahnya mengajak kepada jamaah pengajian tarhib Ramadhan memahami salah satu bulan hijiyah, yakni Sya’ban.
“Sya’ban salah satu bulan hijriyah, dalam kontek Jawa orang menyebut bulan Ruwah yang melakukan tradisi diantaranya resik-resik, tilik kubur,” kata Ustadz Fachrur Rozi yang juga Ketua PDM Kota Semarang.
Budaya tilik atau ziarah kubur, lanjutnya, terkadang dijadikan fitnah kepada Muhammadiyah yang melarang ziarah kubur.
“Dumeh orang tuanya meninggal, tidak didoakan. Itu fitnah. Orang muslim meninggal pasti didoakan, “ ujarnya.
“Mendoakan itu perintah Allah, dan orang yang meninggalpun didoakan, bahkan khutbah Jum’ah tidak sah kalau tidak mendoakan kaum muslimin,” imbuhnya.
Ditegaskan, Muhammadiyah tidak melarang ziarah kubur, yang dilarang itu ketika mereka meminta atau memberi tahu kepada mereka yang ada di alam kubur.
Ustadz Fachrur Rozi mengingatkan, terdapat dua kenikmatan dari Allah yang sering dilupakan, yaitu kesehatan dan kesempatan, karena kesehatan penting untuk menjalankan ibadah puasa, dan kesempatan juga penting karena kita masih diberi waktu luang oleh Allah untuk menjalankan ibadah-ibadah lainnya.
“Kita bisa merasakan nikmatnya menu-menu makanan karena kita sehat. Sebaiknya ketika kita sakit, lidah rasanya pahit, maka semua makanan yang masuk mulut rasanya pahit,” ujar Fachrur Rozi yang juga dosen UIN Wali Songo Semarang.
Dia mengingatkan, agar kita menjaga kesehatan dan memanfaatkan kesempatan hidup ini untuk selalu beribadah kepada Allah, dan memanfaatkan kesehatan dan kesempatan untuk berpuasa, beribadah di bulan Ramadhan.
Dibagian akhir dia berpesan agar Ramadhan tahun ini dijadikan sebagai ladang beramal sebanyak-banyaknya untuk bekal menghadap kepada Allah SWT.
“Banyak ladang amal di bulan Ramadhan, seperti menyediakan takjil, mengikuti pengajian, sholat tarawih, tadarus Al qur’an, dan masih banyak lagi ibadah-ibadah Ramadhan. Semua itu kita lakukan semata-mata karena Allah agar kita menjadi orang-orang yang bertaqwa, karena tidak ada bekal yang diterima oleh Allah kecuali taqwa,” pungkasnya. (fur)