KENDAL.KENDALMU.OR.ID. Tahun 2024 telah tiba di hadapan kita yang disebut sebagai tahun politik, di mana Indonesia akan melaksanakan sejumlah pemilihan umum secara serentak, termasuk pemilihan presiden, anggota legislatif, dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD).
Tahun politik ini juga menimbulkan berbagai tantangan, termasuk isu literasi politik berbasis digital, potensi ancaman konflik, dan upaya Mahkamah Konstitusi dalam menangani sengketa hasil pemilihan umum.
Pada tahun 2024, Indonesia akan menghadapi perhelatan politik yang besar, dan berbagai pihak diharapkan untuk menjalankan proses demokrasi dengan baik dan berkualitas.
Dilansir muhammadiyah.or.id, Ketua PP Muhammadiyah, Syafiq Mughni mengajak seluruh elemen bangsa untuk menjaga persatuan dalam menghadapi Pemilihan Presiden 2024. Menurut Syafiq, kedewasaan dalam bersikap sangat penting untuk menghadapi dinamika politik yang tengah berkembang menjelang pemilu yang dijadwalkan pada 14 Februari 2024 mendatang.
Syafiq menekankan bahwa menjaga persatuan sebagai bangsa adalah kunci untuk bersatu padu dan saling menghargai di tengah perbedaan pilihan politik. Dalam wawancara dengan TvMu pada Rabu (3/1).
Syafiq menyatakan keyakinannya bahwa siapapun yang terpilih nantinya, diharapkan dapat memimpin Indonesia dengan baik.
“Kita boleh berbeda pilihan, berbeda pandangan, tapi kita tetap bersatu sebagai sebuah bangsa, harus utuh, bersatu padu saling menghargai di tengah perbedaan pilihan, itu dan Insyaallah Kita yakin bahwa siapapun yang terpilih mudah-mudahan itu yang terbaik buat Indonesia,” ucap Syafiq.
Dalam menyikapi dinamika politik saat ini, Syafiq Mughni berharap agar masyarakat menunjukkan kedewasaan dalam semangat demokrasi. Ia berpendapat bahwa partisipasi warga Muhammadiyah dalam proses politik seharusnya dianggap sebagai bagian dari pendidikan politik yang baik.
“Faktor yang sangat penting ialah kita menyikapi itu dengan dewasa, dengan semangat demokrasi sehingga betul-betul apa yang dilakukan oleh seluruh warga Muhammadiyah adalah bagian dari pendidikan politik, dan dengan pendidikan politik yang baik, itu maka kesadaran pemilih untuk menentukan calon terbaik,” ucap Syafiq.
Syafiq juga mengingatkan pentingnya mempertimbangkan pilihan politik secara cerdas, tidak hanya berdasarkan faktor pragmatisme atau jangka pendek. “Kita boleh berbeda pilihan, berbeda pandangan, tapi kita tetap bersatu sebagai sebuah bangsa, harus utuh, bersatu padu saling menghargai di tengah perbedaan pilihan. Kita yakin bahwa siapapun yang terpilih mudah-mudahan itu yang terbaik buat Indonesia,” ujar Syafiq.
Dalam konteks ajaran Islam, Syafiq menegaskan bahwa kriteria memilih pemimpin harus berdasarkan kompetensi, amanah, integritas, dan kesungguhan untuk berbuat yang terbaik bagi masa depan bangsa. Ia mengingatkan masyarakat agar memilih dengan pertimbangan matang untuk kepentingan umat dan bangsa Indonesia.