SUKOREJO.KENDALMU.OR.ID. SD Muhammadiyah Sukorejo (SD Muhas), Kab. Kendal, Jateng berada di bawah gunung Perahu yang siswa-siswinya adalah anak-anak gunung, tetapi peserta didik dan guru prestasinya harus segunung, sebuah ungkapan yang menggambarkan harapan dan tuntutan terhadap lembaga pendidikan, yaitu SD Muhas untuk menghasilkan prestasi yang tinggi.
Hal itulah yang sedang diukir oleh salah satu guru kelas 5 Yahya SD Muhas, Susmiatiningsih Nuswantari, yang dinobatkan sebagai juara 1 Katagori Guru SD Inovatif di ajang Olimpiade Muhammadiyah Berkemajuan Nasional (OMBN) tingkat Provinsi 2025 yang berlangsung secara online, Sabtu (11/1/2025) di Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus).
Dalam event bergensi tersebut, Susmiatingsih mengangkat tema Pembelajaran Berdiferensiasi Menggunakan Media Dirliphetw (diorama listrik, phet, wordwall) Berbasis Pendekatan Mikir Pada Materi Rangkaian Listrik.
Dalam makalahnya disampaikan, bahwa pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), saat ini mengalami perubahan tata nama menjadi Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS), khususnya materi tentang rangkaian listrik masih menghadapi berbagai kendala di sekolah.
Salah satu kendala atau permasalahan yang dihadapi yaitu keterbatasan fasilitas praktikum, misalnya KIT IPA praktikum listrik, yang harganya relatif mahal dan sulit diakses.
Diketahui materi rangkaian listrik memiliki konsep abstrak seperti arus listrik, yang sulit dipahami peserta didik tanpa adanya praktik secara langsung. Sedangkan penggunaan gambar cetak selama ini belum optimal dalam membantu peserta didik memahami konsep tersebut. Hal ini cenderung
membuat peserta didik kurang tertarik atau minat belajarnya rendah.
Memahami hal tersebut, guru SD Muhammadiyah Sukorejo, Kendal Susmiatiningsih Nuswantari menawarkan solusi pembelajaran berdiferensiasi menggunakan media Diamora Listrik, PhET Wordwall (DirLiPhETW) berbasis pendekatan Mengalami , Interaksi, Komunikasi dan Refleksi (MIKiR)
“Media Diorama, PhET, dan Wordwall adalah tiga jenis media pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan pengalaman belajar siswa,” kata Susmiatiningsih kepada kendalmu.or.id, Senin (13/1/2025) di ruang kerjanya.
Dijelaskan, media DirLiPhETW merupakan akronim dari gabungan beberapa media yang digunakan dalam pembelajaran yaitu Diorama Listrik, PhET, dan Wordwall.
“Ketiganya merupakan alat bantu yang efektif dalam proses pembelajaran, masing-masing dengan cara uniknya untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap berbagai konsep ilmiah,” ujarnya.
Diterangkan, diorama listrik adalah model tiga dimensi yang tidak hanya menggambarkan suatu pemandangan atau situasi, tetapi juga dilengkapi dengan sistem kelistrikan yang berfungsi untuk menerangi dan memberikan efek visual yang menarik.
“PhET (Physics Education Technology) adalah platform simulasi interaktif untuk membantu siswa memahami konsep-konsep dalam fisika, kimia, biologi, dan matematika. Simulasi ini dirancang untuk memberikan pengalaman belajar visual yang mendalam dan efektif, sehingga siswa dapat memahami materi dengan lebih baik,” tuturnya.
Sedangkan wordwall, kata dia merupakan  alat pembelajaran berbasis web yang memungkinkan guru untuk membuat berbagai jenis aktivitas interaktif seperti kuis, permainan kata, dan latihan lainnya. Platform ini dirancang untuk meningkatkan keterlibatan siswa dalam belajar melalui kegiatan yang menyenangkan dan interaktif.
Lebih lanjut Susmiatiningsih mengatakan, karakteristik pendekatan MIKiR sejalan dengan pendekatan pembelajaran aktif menyenangkan yang berupaya mengaktifkan peserta didik.
“Alat peraga berupa diorama dipilih karena dapat memberikan pengalaman langsung kepada peserta didik dan menjadikan kegiatan pembelajaran lebih menarik,” katanya.
Ditambahkan, penggunaan media interaktif laboratorium virtual PhET Simulation dan Wordwall dipilih untuk mengintegrasikan teknologi atau media digital dalam pembelajaran yang mendukung literasi digital dan teknologi yang berdampak.
Menurut Susmiatiningsih, faktor keberhasilan dalam pembelajaran yang sudah dilaksanakan tersebut muncul adanya pelibatan teknologi digital dalam proses pembelajaran yang membuat peserta didik sangat tertarik mencoba hal-hal baru. Selain itu guru mengondisikan kelas juga sangat diperlukan agar pembelajaran berjalan baik.
Kepala SD Muhas, Butuk Kemisih memberi apresiasi atas hasil pembelajaran yang inovasi yang sudah dilaksanakan menggunakan media digital PhET Simulation. Diharapannya ke depan dapat diterapkan pada topik lainnya dan direplikasi oleh guru-guru lainnya.
Diketahui, keikutsertaan Susmiatingsih dalam OMBN didasarkan penunjukkan Kepala SD Muhas kepada beberapa guru, diantaranya dirinya.
“Merasa ditunjuk, kami membaca juklaknya dulu, apa saja yang harus dikumpulkan, dipersiapkan dan apa saja penilainnnya,” ungkapnya.
Menurutnya, makalah dan video yang di buat berdasarkan pengalaman pembelajaran sebagai guru di kelas 5 Yahya SD Muhas dengan materi listrik.
“Untuk membuat makalah dan video harus ada kendala dulu, yaitu di sekolah belum ada listrik KIT, perlengkapan alat peraga materi listrik. Karena guru inovaatif saya membuat miniatur alat peraga listrik paralel dan seri dan saya tunjukkan kepada anak-anak bahwa rangkaian listrik tersebut penggunaannya sehari-hari,” ungkapnya lagi.
Inovasi pembelajaran yang dibuat dan dilakukan Susmiatiningsih menjadikan anak-anak kelas 5 Yahya semangat dalam belajar. (fur)