KENDAL.KENDALMU.OR.ID. Terdapat sebagian ummat Islam menganggap dan merasa, bahwa pada 1 Syawal dinilai sudah menang, iniĀ sering melenakan banyak orang. Seolah-olah kalau sudah berhari raya, kemenangan sudah diraih dan perjuangan telah usai. Padahal kalau kita mau renungkan dengan jujur dan seksama banyak orang selepas bulan Ramadhan dan begitu memasuki 1 Syawal berada pada titik awal ākekalahanā.
Dalam sekejap atau sehari, pendidikan selama bulan Ramadhan seperti hilang tak berbekas. Ia kembali makan minum dengan lahap dan rakusnya, belanja sepuasnya walau kurang perlu, pamer keberhasilan terhadap sesama, pesta petasan hingga memekakkan telinga tanpa tahu batas kewajaran, boros membelanajkan uang yang kurang tepat dan bermanfaat, bahkan naudzu billah ada yang di malam hari raya malah pesta miras alias mabuk-mabukkan. Namun orang yang berperialku demikian ini, boleh jadi bukan alumni Ramadhan alias hanya orang yang numpang berlebaran tanpa mengikluti kurikulum madrasah Ramadhan. Kenapa itu terjadi ?
Demikian pembuka khutbah Idulfitri 1 Syawal 1445 H, Rabu (10/4/2024) yang disampaikan oleh Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jateng, Ali Trigiyanto.
Dia mengatakan, Sebagai alumni madrasah Ramadhan dengan predikat muttaqin, kita semestinya tetap menjaga spirit dan ajaran Ramadhan.
āKita pertahankan amaliah dan kebiasaan positif bernilai ibadah selama mungkin. Jika karena satu dan lain hal belum bisa meningkat di bulan Syawal ini, paling tidak masih bisa kita pertahankan. Jika belum mampu lagi, setidak-tidaknya jangan sampai turun drastis,ā kata Ustadz Ali Trigiyanto yang juga Dosen UIN KH Abdurrahman Wahid Pekalongan
Di hadapan kurang lebih lima ribuan jamaah, termasuk Wakil Bupati Kendal, Windu Suko Basuki, Ustadz Trigiyanto menerangkan, amalan dan kebiasaan baik selama Ramadhan hendaknya kita jaga dan pertahankan seperti masih sering mengerjakan puasa sunnah, rajin memakmurkan masjid, gemar tadarus Alquran, suka bersedekah, giat menghadiri majelis taklim dan lain sebagainya. Jangan sampai begitu masuk Syawal kebiasaan baik selama Ramadhan itu menguap begitu saja. Mengikuti pengkaderan kolosan Ramadhan selama 1 bulan penuh tidak membekas secara individual, justru berbalik arah karena kurang sekali perhatiannya terhadap bulan Ramadhan ketika masuk Syawal dan bulan-bulan selanjutnya. Mereka melihat bulan Ramadhan sebagai beban biasa-biasa saja dan tidak memahami pentingnya ibadah di bulan Ramadhan, mereka tidak mampu mengembangan karakter manusia Ramadhan.
Menurut Ali Trigiyanto, terdapat enam hal kegagalan madrasah Ramadhan bagi individual, yaitu mereka meninggalkan begitu saja amaliah-amaliah utama di bulan Ramadhan yang sudah terbentuk, seperti tidak lagi menegakkan qiyamul lail, tidak memakmurkan masjid, malas membaca Alquran, jarang bersedekah dan sebagainya.
Kedua, lanjutnya, mereka mulai memperturutkan hawa nafsu. Jika selama Ramadhan ia menjadi tuan nafsunya, maka begitu memasuki Syawal pelan dan berangsur, nafsunya menjadi tuan kembali.
āMestinya setelah Ramadhan usai pun kita harus mengendalikan terus nafsu yang cenderung pada keburukan dan kesesatan,ā ujarnya mengutip Al qurāan Surat Shad ayat 26
ŁŁŁŁŲ§ ŲŖŁŲŖŁŁŲØŁŲ¹Ł Ł±ŁŁŁŁŁŁŁŁ° ŁŁŁŁŲ¶ŁŁŁŁŁŁ Ų¹ŁŁ Ų³ŁŲØŁŁŁŁ Ł±ŁŁŁŁŁ
Artinya :āā¦dan janganlah engkau mengikuti hawa nafsu, karena akan menyesatkanmu dari jalan Allahā.
Ketiga,Ā kata Ustadz Ali Triyanto, ekspresi kegembiraaan yang berlebihan. Hari raya memang kita pantas bergembira, tapi tetap sewajarnya saja.
āJangan meluapkan kegembiraan sampai terjatuh dalam perbuatan tabdzir (pemborosan) dan bahkan nyerempet maksiat. Di sisi lain, kita mestinya juga sedih karena baru saja meninggalkan Ramadhan yang belum tentu tahun depan kita masih bersua kembali,ā katanya. Termasuk yang perlu kita kendalikan adalah masalah makan dan minum. Ingat, baru sebulan kita mengontrol makan dan minum jangan sampai masuk 1 Syawal seperti bendungan jebol dengan makan minum berlebihan dan berbagai macam aneka maanan dan minuman yang bisa-bisa akan membuat sakit tubuh kita, imbuh Ustad Trigiyanto seraya mengingatkan firman Allah:
ŁŁŁ°ŲØŁŁŁŁŁ Ų”ŁŲ§ŲÆŁŁ Ł Ų®ŁŲ°ŁŁŲ§Ū Ų²ŁŁŁŁŲŖŁŁŁŁ Ł Ų¹ŁŁŲÆŁ ŁŁŁŁŁ Ł ŁŲ³ŁŲ¬ŁŲÆŁ ŁŁŁŁŁŁŁŲ§Ū ŁŁŁ±Ų“ŁŲ±ŁŲØŁŁŲ§Ū ŁŁŁŁŲ§ ŲŖŁŲ³ŁŲ±ŁŁŁŁŁŲ§Ū Ū Ų„ŁŁŁŁŁŁŪ„ ŁŁŲ§ ŁŁŲŁŲØŁŁ Ł±ŁŁŁ ŁŲ³ŁŲ±ŁŁŁŁŁŁ
Artinya : āHai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihanāĀ (Qs. Al-A’raf: 31).
Keempat, sikap Boros dalam membelanjakan uang seperti dibelanjakan hal yang tidak terlalu dibutuhkan dan kurang bermanfaat dan terkadang menjurus maksiat.
āBerapa banyak uang umat Islam yang dihabiskan untuk beli petasan, mercon, kembang api yang sangat boleh jadi jumlahnya melebihi zakat fitri atau infaknya selama Ramadhan,ā ungkapnya.
Orang berimanan, lanjutnya, tentu tahu kemana uangnya harus dibelanjakan, tentunya untuk kebaikan dan kemaslahatan diri, keluarga dan masyarakat.
āMembelanjakannya pun tetap harus proporsional dan pertengahan, tidak terlalu boros namun juga tidak terlalu kikir,ā katanya mensitir :
ŁŁŁ±ŁŁŁŲ°ŁŁŁŁ Ų„ŁŲ°ŁŲ§Ł Ų£ŁŁŁŁŁŁŁŲ§Ū ŁŁŁ Ł ŁŁŲ³ŁŲ±ŁŁŁŁŲ§Ū ŁŁŁŁŁ Ł ŁŁŁŁŲŖŁŲ±ŁŁŲ§Ū ŁŁŁŁŲ§ŁŁ ŲØŁŁŁŁŁ Ų°ŁŁ°ŁŁŁŁ ŁŁŁŁŲ§Ł ŁŲ§
Artinya : āDan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, tetapi pembelanjaan yang berada tengah-tengah.(Qs Al-Furqan:67)
Adapun Kelima, membelian petasan secara berlebihan. Tidak sedikit ulama memberi fatwa, haram hukumnya membeli petasan. Namun rupa-rupanya masih banyak yang melakukannya. āPetasan secara umum lebih besar mudaratnya daripada manfaatnya. Di samping membahayakan diri sendiri dan orang lain, ia juga mengganggu dan bahkan mengangetkan banyak orang,ā tukasnya.
Bahkan yang beli dan membunyikan mercon ia sendiri menutupi telinganya alias tidak mau mendengarkan, bagaimana dengan orang lain yang tidak membeli? Kok disuruh mendengarkan?
Adapun yang keenam adalah suka dan mudah minta maaf namun terkadang lupa suka memberi maaf.
āIngat, suka memberi maaf itu lebih mulia dan jadi penentu hapusnya dosa sesama, bukan meminta-minta maaf yang jika tidak bertemu orang yang suka memaafkan, maka dosanya belum terangkat,ā pesannya.
Diketahui infaq dari jamaah sholat Idulfitri 1445 H di halaman Stadion Utama Kendal terkumpul Rp 38.500.000; (fur)