SUKOREJO.KENDALMU.OR.ID. Puluhan tenaga pendidik dan non kependidikan yang tergabung di keluarga besar SD Muhammadiyah Sukorejo (Muhas) mengikuti kegiatan gathering, sebuah kegiatan di mana guru dan pegawai tersebut berkumpul dan menuju destinasi wisata Embung Bansari yang terletak di Temanggung, Jawa Tengah dalam rangka memberikan kesempatan bagi guru dan pegawai SD Muhas untuk melepas penat, mempererat hubungan, membangun kebersamaan, serta meningkatkan kinerja dan pelayanan secara maksimal.
Pemberangkatan gathering tersebut diawali dengan tausyiah oleh anggota PCM Sukorejo, Sutiyono yang memberikan dua pilihan dalam perjuangan di Muhammadiyah melalui amal usaha bidang pendidikan.
“Dalam kehidupan kita dihadapkan dua pilihan, berubah lebih baik, atau punah dilindas zaman,” kata Pak U, sapaan kesehariannya.
Ungkapan tersebut, kata Sutiyono, betapa pentingnya adaptasi dan perubahan dalam menghadapi perubahan zaman, menekankan bahwa di tengah perubahan yang terus berlangsung, seseorang atau sesuatu yang tidak mau berubah atau beradaptasi akan tertinggal dan akhirnya mengalami kepunahan.
“Oleh karena itu, menekankan pentingnya untuk terus berubah dan beradaptasi agar dapat bertahan dan berkembang di tengah dinamika zaman yang terus berubah,” ujarnya.
Usai menerima tausyiah dilanjutkan dengan perjaanan dengan 2 armada bus mini menuju Embung Bansari.
Dilansir kompas.com, Embung Bansari terletak di Desa Bansari, Kec. Bansari, Kab. Temanggung, Jawa Tengah. Embung Bansari yang semula sebagai sarana pengairan petani telah meningkat menjadi destinasi wisata. Area Embung Bansari dapat menjadi tempat wisata untuk mengisi liburan bersama keluarga.
Embung Bansari berada di ketinggian 1.300 meter di atas permukaan laut (mdpl). Sehingga suhu di sekitar embung sangat sejuk, cocok untuk wisata. Pada saat cuaca cerah, pengunjung dapat melihat gunung di sekitarnya, yaitu Gunung Sindoro, Gunung Sumbing, Gunung Merbabu, Gunung Andong, maupun Gunung Merapi. Beberapa gunung lainnya adalah Gunung Ungaran, Gunung Telomoyo, Gunung Prau, dan Gunung Muria.
Kepala SD Muhas, Butuk Kemisih mengingatkan, mestinya kita dalam pengabdian di SD Muhas seperti ‘jarum jam yang selalu bergerak’, mengandung makna bahwa hidup adalah suatu perjalanan yang terus bergerak dan tidak pernah berhenti.
“Seperti jarum jam yang terus berputar dan bergerak, hidup juga terus berjalan dan mengalami perubahan,” kata Butuk, Sabtu (10/2/2024) di Embung Bansari.
Menurut Butuk Kemisih, mengabdi di SD Muhas juga harus bergerak maju dan beradaptasi dengan perubahan yang terjadi dalam dunia pendidikan, serta memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya.
Dia berharap melalui gathering di Embung Bansari, setiap guru dan pegawai di SD Muhas bertindak sebagai motor penggerak dalam mencerdaskan anak-anak didik.
“Guru dan pegawai d SD Muhas berperan sebagai fasilitator profesional yang mampu memberikan pelayanan akademik dan fasilitas yang dibutuhkan dalam kegiatan belajar mengajar.,” ujarnya.
Sedangkan Salah satu Master of Game SD Muhas, Trimo, memberi beragam permainan yang dikemas dalam fun game, istilah umum yang digunakan untuk merujuk kepada permainan yang menyenangkan, seru, dan menghibur, seperti senam otak, tepuk paha, dan game tupai dan pemburu.
Seluruh peserta juga diajari tentang tips fotografi oleh Ahmad Shoim yang mengajarkan tentang dasar-dasar membuat foto bercerita yang bisa dimanfaatkan oleh guru dan pegawai dalam membuat kenangan di Embung Bansari. (sih)