KENDAL.KENDALMU.OR.ID. Pelaksanaan Pelatihan Perawatan Jenazah (PPJ) putaran ke 2 yang diselenggarakan oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kendal melalui Lembaga Pengembangan Masjid Musholla Muhammadiyah (LPM3) dan Badan Pelaksana Urusan Kematian (Bapelurti) diwarnai dengan banyaknya pertanyaan dari peserta kepada nara sumber.
Hal itu muncul karena dilatarbelakangi oleh budaya-budaya setempat yang terakulturasi antara ajaran Islam dengan tradisi Jawa.
Akulturasi Islam dan Jawa dalam perawatan jenazah terjadi karena adanya kontak sosial antara dua kebudayaan yang menghasilkan perpaduan nilai-nilai dan praktik keagamaan yang baru, seperti nyaor tanah, memasak di rumah duka (selamatan), tahlilan, mengadzani jenazah di liang lahat, memberi shodaqah (uang) kepada yang mensholati, dan sebagainya.
Praktek-praktek ritual selama prosesi perawatan jenazah seperti itu masih terjadi dan nampaknya sulit untuk dihilangkan.
Wakil Ketua PDM Kendal, Moh. Ali Satiran mengatakan, kesan sebagian masyarakat masih menilai bahwa Muhammadiyah dalam merawat jenazah asal-asalan, dan kebingungan ketika ada warga Muhammadiyah meninggal dunia.
“Hal tersebut sebagai sebuah tantangan bagi kita untuk menjawabnya,” ujar Ali Satiran, Sabtu (29/6/2024) di Masjid Ash Shofiyah, Sukodono, Kendal.
Menurut Ali Satiran, kehadiran Muhammadiyah di tengah masyarakat untuk menyelesaikan permasalahan-permasyalahan ummat, termasuk mengurusi kematian.
“Mengurusi kematian merupakan tanggung jawab kita Bersama, dan Muhammadiyah melalui Badan Pelaksana Urusan Kematian/Bapelurti siap melayani baik jenazahnya maupun keluarga yang ditinggalkan,” katanya.
Sedangkan Ketua Majelis Tabligh PDM Kendal, Muhammad Aliun menilai, masih terjadi ketika salah satu warga Muhammadiyah meninggal dunia tidak ada yang mengurus jenazahnya.
Kondisi seperti itu, lanjut Aliun, menjadi pemikiran bersama sehingga kegiatan PPJ ini sebagai sebuah solusi.
“Artinya ketika warga Muhammadiyah di Tingkat ranting, cabang maupun daerah ada yang meninggal dunia bisa menghubungi Bapelurti,” kata Aliun.
Menurut Aliun, Bapelurti dibentuk tidak hanya terdiri dari para relawannya, tetapi tersedianya sejumlah peralatan yang diperlukan untuk perawatan jenazah, mulai dari peralatan memandikan, seperti padusan, peralatan mengkafani, mensholati dan mengkubur.
“Semua relawan Bapelurti dan peralatannya dalam kondisi siap 24 jam,” pintanya.
Sebagaimana diketahui, PPJ putaran ke dua diikuti oleh 8 PCM dan PCA yang tersebar di 2 eks Kawedanan, yakni Kendal dan Kaliwungu, yang terdiri Kota Kendal, Patebon, Pegandon, Ngampel, Purin, Kaliwungu, Brangsong dan Kaliwungu Selatan.
PPJ putaran ke dua menghadirkan dua nara sumber, antara lain Ustadz Drajat yang menyampaikan tata cara mentalkin sebelum kematian, memandikan. Dilanjutkan dengan praktek perawatan jenazah oleh tim Bimbingan Rohani (Binroh) RSDI Kaliwungu dan RSI Kendal. (fur)