WELERI.KENDALMU.OR.ID. Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah (PCPM) Weleri, Kab. Kendal menyelenggarakan ‘Ngaji Budaya’ bersama Ketua Lembaga Seni Budaya (LSB) PP Muhammadiyah, Prof. Dr. Ir. Gunawan Budiyanto, M.P., IPM., ASEAN., Eng.
Gelaran tersebut mengambil tema ‘Film sebagai Sarana Dakwah Kultural Muhammadiyah’, pada Ahad siang (13/4/2025) di Mushola Joglo MI Muhammadiyah Sambongsari, Weleri.
Sebagai keynote speaker, Prof. Gunawan Budiyanto, MP berbicara banyak tentang pentingnya menjadikan budaya sebagai medium dalam berdakwah.
Ia menekankan bahwa dakwah tidak dapat dilakukan dengan cara yang bertentangan dengan budaya masyarakat, melainkan harus hadir dengan pendekatan yang adaptif dan bermakna.
“Dakwah tidak bisa melawan budaya. Justru harus dilakukan dengan melibatkan budaya, agar pesan yang disampaikan dapat diterima secara positif dan membekas di hati masyarakat,” tegas Prof. Gun, sapaan akrab Prof Gunawan.
Lebih gamblang Prof. Gun mengatakan media visual seperti film memiliki pengaruh besar dalam membentuk citra dan pemahaman masyarakat terhadap nilai-nilai keislaman.
Ia mencontohkan bagaimana aksi sederhana dari Timnas U-17 Indonesia yang mencium tangan wasit setelah pertandingan, berhasil menarik perhatian dunia dan dipandang sebagai bentuk adab luar biasa dari generasi muda Muslim Indonesia.
“Itu adalah dakwah,” ujarnya di hadapan puluhan yang hadir.
Tentang program Kultum Sinema oleh PCPM Weleri, Prof. Gunawan mengapresiasi tinggi terhadap karya-karya sinematografi yang diinisiasi oleh Sani Ar Rahman.
“Kultum Sinema merupakan dakwah dengan menggunakan media film pendek,” pujinya.
Diketahui sejumlah film telah diproduksi oleh Kultum Sinema antara lain Boleh Koma Jangan Titik, PKO (Penoelong Kesengsaraan Oemoem), dan Titir.
Untuk PKO, bahkan telah digunakan sebagai bahan ajar di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), sebagai contoh bagaimana dakwah bisa menjangkau dunia akademik dan profesional secara lebih luas.
Sedangkan film Titir pernah dibedah di Gedung Dakwah Muhammadiyah Menteng, Jakarta Pusat, bahwa karya Kultum Sinema dianggap sebagai kontribusi penting dalam dakwah kultural Muhammadiyah.
Sutradara film Titir, Sani Ar Rahman yang turut hadir dalam acara Ngaji Budaya membagikan pengalaman proses produksi film tersebut.
Sani menyampaikan bahwa karya tersebut dibuat untuk memvisualisasikan sejarah Muhammadiyah dan memperkenalkan nilai-nilai perjuangan organisasi kepada generasi muda.
“Kami ingin sejarah Muhammadiyah tidak hanya dibaca, tetapi juga dirasakan melalui medium yang lebih dekat dengan generasi saat ini, yaitu visual dan sinema,” kata Sani Al Kindi sapaan akrabani Ar Rahman
Ia menilai acara Ngaji Budaya ini menjadi ruang dialog kreatif antara tradisi, budaya, dan teknologi, sekaligus mengukuhkan peran pemuda Muhammadiyah sebagai pelopor dakwah kultural yang progresif dan relevan dengan zaman.
“Dengan semangat kolaboratif dan inovatif, PCPM Weleri menunjukkan bahwa dakwah tidak hanya bisa disampaikan lewat mimbar, tetapi juga melalui lensa kamera yang menggugah hati dan membuka cakrawala,” tandas Sani. (bagas)
Kontributor : Bagas Chairil Anwar
Editor : Abdul Ghofur