SUKOREJO.KENDALMU.OR.ID. Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Sukorejo, Kendal melalui Majelis Pemberdayaan Wakaf (MPW) menerima wakaf produktif berujud uang tunai sebesar Rp 125.000.000 dari Irfandi (sebelum almarhum)
Wakaf tersebut dikembangkan melalui budidaya ayam pullet (siap bertelur) yang bekerja sama dengan Suwignyo, pengusaha peternak ayam petelur dinilai sukses dalam usahanya.
Sekretaris MPW PCM Sukorejo, Butuk Kemisih mengatakan Muhammadiyah Sukorejo menunaikan amanah dari almarhum agar wakaf tersebut dapat berkembang dan menghasilkan kemanfaatan yang lebih luas.
“Sebelum beliau meninggal dalam hidupnya memikirkan Muhammadiyah Sukorejo yang membutuhkan dana sangat besar, terutama untuk proses sertifikat tanah wakaf di beberapa tempat dan pengembangan dakwah Muhammadiyah,” kata Pak Is, sapaan keseharian Butuk Kemisih, Rabu (9/10/2024) di kandang ayam.
Dikatakan, PCM Sukorejo terhitung Juni 2024 mengelola wakaf produktif dari almarhum, dan dalam pengelolaannya berprinsip pada pengembangan dan kemanfaatan jangka panjang, sehingga wakaf tersebut tidak hilang.
Selain wakaf uang, almarhum sebelum berpulang juga wakaf 1 unit mobil type Terrios untuk mobilisasi Majelis Tabligh PCM Sukorejo.
“Wakaf ini bertujuan untuk menghasilkan manfaat jangka panjang yang terus-menerus berkembang dan menghasilkan, atau bertambah, dan hasilnya bisa dimanfaatkan di bidang yang lain,” jelasnya.
Menurut Pak Is, dipilihnya wakaf produktif untuk budidaya ayam pullet karena selain ada anggota PCM Sukorejo sukses usahanya, juga ayam petelur berkontribusi pada ketahanan pangan dengan menyediakan sumber protein hewani yang berkualitas.
“Hasil dari budidaya ayam pullet ini dapat digunakan untuk reinvestasi, memastikan keberlanjutan program dan manfaat jangka panjang bagi persyarikatan dan ummat” ujarnya.
Dia berharap wakaf produktif dari almarhum Irfan terus berkembang, menghasilkan dana yang signifikan dalam rangka menebar kemanfaatan.
Diketahui, wakaf produktif tersebut dibelikan ayam siap bertelur 1000 ekor, dititipkan di kandang Suwignyo dan sisa uang wakaf untuk pakan, perawatan, dan biaya operasional lainnya.
Sementara itu Ketua PCM Sukorejo, Amrul Hidayat menyampaikan wakaf produktif dalam konteks Muhammadiyah merujuk pada pengelolaan harta wakaf tidak hanya berfokus pada aspek sosial, tetapi juga menghasilkan keuntungan yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan umat.
“Ini termasuk usaha, seperti peternakan dan lainnya, yang hasilnya disalurkan untuk kepentingan umum,” tulis Amrul Hidayat via watshapp yang diterima kendalmu.or.id, Jum’at (11/10/2024).
Dengan pendekatan ini, tulisnya lagi, wakaf produktif dari almarhum tidak lagi membebani begitu berat bagi persyarikatan maupun warga, karena wakafnya produktif, menghasilkan dana untuk dakwah Muhammadiyah. Tidak seperti budaya wakaf konvensional di Indonesia sekitar 77% dari total wakaf dikelola secara tradisional tanpa menghasilkan manfaat ekonomi.
“Masyarakat cenderung melihat wakaf sebagai aset tetap, seperti tanah dan bangunan, yang menghambat potensi wakaf uang dan wakaf produktif lainnya,” tulisnya.
Amrul berharap wakaf produktif almarhum dapat memperlancar kegiatan dakwah di Sukorejo, dan operasional lain untuk persyarikatan.
Sedangkan penjaga kandang ayam, Taryono (52) mengungkapkan merasa terharu atas kepedulian almarhum Irfan yang dengan ikhlas berwakaf produktif dan ayam-ayamnya telah berkembang, berbuah hasil telur.
“Alhamdulillah, sehari dari 1000 ayam menghasilkan 90 sampai 95 persen. Ini sangat baik,” kata Taryono.
Dia yang baru bekerja 2 bulan khusus merawat ayam-ayam wakaf produktif merasa senang yang mempekerjakan dirinya.
“Program ini memberi peluang kerja dan meningkatkan pendapatan peternak, menghasilkan dana persyarikatan, dan mengurangi kemiskinan,” ujarnya. (fur)