KENDAL.KENDALMU.OR.ID. Musim kemarau adalah periode yang sering ditandai dengan cuaca panas dan kering yang ekstrem.
Selain meningkatkan risiko kebakaran hutan dan lahan, musim kemarau juga mengancam pasokan air bersih, pertanian, dan ekosistem alam.
Di musim kemarau ini Lembaga Resiliensi Bencana (LRB) Muhammadiyah, juga dikenal sebagai Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), punya peran penting dalam mitigasi dan respons terhadap bencana selama musim kemarau, terutama dalam menghadapi masalah kekeringan dan kebakaran hutan.
Ketua LRB PDM Kendal, Moch Hafiedz mengatakan, pihaknya masih menunggu komando dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD Kendal), karena badan tersebut memiliki peran sentral dalam sistem penanggulangan bencana di tingkat daerah.
“Pada prinsipnya kami siap bergerak, menyasar daerah-daerah yang dilanda kekeringan dan membutuhkan pasokan air bersih, tetapi kami menunggu komando BPBD Kendal,” tulis Hafiedz yang diterima kendalmu.or.id lewat aplikasi whats app, Selasa (27/8/2024)
Menurutnya, menunggu komando BPBD dimaksudkan agar tidak terjadi overlapping, karena kalau LRB sekarang ikut bergerak bisa terjadi tumpang tindih dan ketika kekeringan melebar LRB kehabisan bahan.
“Sekarang biar BPBD yang mengalokasikan penanganan kekeringan, seperti tahun kemarin,” tulisnya.
Sedangkan Wakil Ketua PDM Kendal, Muntoha mengatakan, sambil menunggu komando BPBD Kendal, pihak LRB tetap mempersiapkan diri dengan mengumpulkan, menyediakan galon bekas air minum mineral secukupnya dan perlu melakukan survei.
“LRB melakukan survei untuk mengidentifikasi jumlah penduduk yang terdampak dan kebutuhan air bersih mereka, termasuk mengumpulkan data tentang jumlah kepala keluarga dan kebutuhan air per keluarga,” kata Muntoha ketika dihubungi via handphone.
Hasil pendataan tersebut, lanjutnya, digunakan untuk menghitung volume air bersih yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dasar warga selama periode kekeringan.
Ditambahkan, dalam aksi peduli kekeringan, LRB harus memastikan tersedianya armada khusus dalam kondisi baik, dan tersedianya bak penampung (toren).
“LRB harus bisa menyediakan armada, seperti truk tangki, untuk mendistribusikan air bersih. Armada harus dalam kondisi baik dan siap digunakan,” ujarnya.
Muntoha berpesan kepada masyarakat yang sedang dilanda kekeringan.
“Lakukan effesiensi air bersih untuk kebutuhan pokok,” pintanya.
Dilangsir kompas.com, sebanyak empat dusun di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah mengalami bencana kekeringan. Akibat kekeringan itu, ratusan kepala keluarga kekurangan air bersih. Ke-empat dusun itu, yakni Robyong dan Regeng desa Curugsewu, serta dusun Kalidukuh dan Kredekan desa Sidokumpul. Semuanya berada di Kecamatan Patean. (fur)