KENDAL.KENDALMU.OR.ID. Beberapa hari ini terjadi kelangkaan gas elpiji ukuran melon di Jawa Tengah, seperti Pemalang, Blora, Medan, Kendal, dan.mungkin merambah di daerah-daerah lain.
Hal ini disebabkan oleh tingginya permintaan masyarakat menjelang hari raya Idul Fitri, sehingga stok gas melon di pangkalan dan pengecer menjadi terbatas.
Akibat kelangkaan ini, harga gas melon di pasaran melonjak tinggi, mencapai Rp 25.000 hingga Rp 30.000 per tabung, jauh di atas harga eceran tertinggi (HET) yang hanya Rp 18.000. Bahkan ada yang menjual hingga Rp 50.000 per tabung
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) melalui Sekretaris IMM Kab. Kendal melihat masalah kelangkaan gas elpiji 3 kg semakin memprihatinkan angkat bicara.
Langkanya pasokan gas elpiji telah menimbulkan ketidaknyamanan dan kesulitan bagi banyak orang, terutama bagi mereka yang bergantung pada gas elpiji sebagai sumber utama energi memasak.
“Pemerintah seharusnya bertanggung jawab atas penyediaan dan distribusi gas elpiji sebagai bagian dari pelayanan dasar kepada masyarakat. Namun, kenyataannya adalah kekurangan pasokan gas elpiji telah menjadi masalah yang kronis, meninggalkan banyak rumah tangga dalam keadaan kesulitan dan ketidakpastian,” ucap Hanif kepada kendalmu.or.id, Selasa siang (16/4)
Menurut Hanif, salah satu faktor utama yang menyebabkan kelangkaan gas elpiji adalah adanya disparitas antara permintaan dan pasokan. “Permintaan gas elpiji terus meningkat seiring dengan pertumbuhan populasi dan ekonomi, namun pasokan tidak mampu mengikuti laju pertumbuhan tersebut. Hal ini menunjukkan kegagalan dalam perencanaan dan pengelolaan sumber daya energi negara,” terangnya.
Dalam menghadapi masalah kelangkaan gas elpiji, lanjutnya, pemerintah harus segera mengambil langkah-langkah konkret untuk memastikan pasokan yang memadai dan stabil. Hal ini termasuk peningkatan produksi dalam negeri, investasi dalam infrastruktur distribusi, pengawasan yang ketat terhadap praktik ilegal, serta peningkatan transparansi dan akuntabilitas dalam manajemen sumber daya energi.
“Disamping itu pemerintah juga perlu melibatkan berbagai pihak, termasuk produsen gas elpiji, distributor, dan masyarakat, dalam proses perencanaan dan pengelolaan pasokan gas elpiji. Dengan demikian, dapat diharapkan bahwa langkanya gas elpiji 3 kg yang telah lama menjadi momok bagi masyarakat dapat segera terselesaikan, dan masyarakat dapat kembali mendapatkan akses yang mudah dan terjangkau terhadap energi memasak yang penting ini,” tutupnya. (hid)