KENDAL. KENDALMU.OR.ID. Menurut Kiai Abdur Rozak Fachruddin (AR Fahrudin), pengajian adalah ruhnya Muhammadiyah, dan merupakan cara sederhana untuk melaksanakan dakwah yang dapat dilakukan oleh semua anggota Muhammadiyah.
Pengajian di Muhammadiyah dianggap sebagai inti gerakan, karena merupakan cara untuk meneruskan ajaran Islam kepada masyarakat luas, serta sebagai sarana untuk mencari ridha Allah dengan menyebarkan ajaran Al-Qur’an dan As-Sunnah Al-Maqbulah untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Salah satu unsur penting di pengajian Muhammadiyah adalah adanya Mubaligh Muhammadiyah yang harus bisa menjadi teladan, baik dalam menyampaikan maupun mengamalkan nilai-nilai ajaran agama Islam, memiliki kepribadian yang menonjol dan menarik, baik dalam watak maupun karakter karena dalam pengajian sangat penting dalam menyebarkan ajaran Islam dan memperkuat dasar-dasar gerakan Muhammadiyah.
Memahami konteks hal di atas, bahwa mubaligh Muhammadiyah merupakan para pengkaji, pendakwah, dan pembimbing di lingkungan Muhammadiyah. Maka selayaknya upaya untuk meningkatkan kesejahteraan para mubaligh Muhammadiyah mendapat perhatian serius.
Majelis Tabligh PDM Kendal selama 2 hari (25-26/11) melakukan safari ke Yogjakarta, salah satunya menuju ke kantor PDM Gunungkidul untuk mengetahui sejauh mana kesejahteraan para Mubaligh Muhammadiyah di Kota Gaplek tersebut.
Ketua PDM Gunungkidul, Sadmonodadi mengungkapkan awalnya kinerja tabligh Muhammadiyah di Gunungkidul belum terlihat membanggakan. Maka perlu sentuhan profesionalisme agar bisa seperti AUM lain (Pendidikan, Kesehatan).
Ditegaskan, muballigh Muhammadiyah adalah pegawai persyarikatan yang ditugasi sebagai penggerak, penganjur dan pelaksana kegiatan dakwah dan tabligh kepada warga Muhammadiyah dan masyarakat luas.
“Setiap muballigh melaksanakan kegiatan pengajian antara 3 – 5 kali per pecan. Muballigh wajib melaksanakan tugas pengajian pada waktu, tempat serta materi sesuai jadwal. Muballigh yang berhalangan bisa minta bantuan sesama muballigh untuk menggantikannya. Jika tidak mendapatkan pengganti wajib melaporkan kepada pengelola maksimal 6 jam sebelum jadwal pengajian untuk dicarikan solusi,” bebernya dalam sebuah paparan.
Menurut Sadmonodadi, mubaligh Muhammadiyah adalah pegawai persyarikatan, maka berhak mendapat gaji dan kesejahteraan lain dari kerja profesionalnya, juga mendapatkan pembinaan dan pengembangan kompetensi ilmu, amal dan akhlaqnya dari PDM.
Sedangkan Ketua Majelis Tabigh (MT) PDM Kendal, Muhammad Aliun yang ikut dalam safari tersebut sempat mengungkapkan kondisi mubaligh Muhammadiyah di Kendal belum profesional seperti di Gunungkidul.
“Kami belum bisa menjadikan mubaligh Muhammadiyah sebagai satu-satunya pekerjaan profesional. Mereka berprofesi sebagai guru, dosen atau wiraswasta dan bertindak sebagai mubaligh apabila mendapat undangan dari Cabang atau Ranting atau masyarakat umum sebagai penceramah” kata Aliun.
Dia berharap MT PDM Kendal segera menyelenggarakan sarasehan Korp Mubaligh Muhammadiyah (KMM) dalam rangka mewujudkan mubaligh Muhammadiyah Kendal sejahtera.
“MT PDM Kendal nampaknya harus menggandengan Majelis lain yang mengelola AUM besar di bidang kesehatan, sehingga para mubaligh Muhammadiyah terjamin kesehatannya” pintanya.
Menurutnya, sangat ironis ketika mubaligh Muhammadiyah dalam kondisi sehat harus berdakwah dengan semangat, tetapi ketika sakit dikembalikan ke rumah, istri dan anaknya yang merawat. (fur)