PLANTUNGAN.KENDALMU.OR.ID. Kunjungan jajaran Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PDM Kendal ke kandang ternak domba yang dikelola oleh Muhammad Rofik (36), warga Pikatan, Tlogopayung, Plantungan menciptakan suasana baru.
Kedatangan 6 pengurus MPM yang didampingin awak media kendalmu.or.id itu disambut tuan rumah dengan baik. Selembar karpet 3 x 4 m segera digelar oleh mas Rofiq sebagai alas tempat duduk kami lesehan. Tak lama kemudian tuan rumah yang berjenggot belum lebat itu meletakkan sepanci kacang rebus hangat di tengah-tengah karpet, tidak lupa serenteng kopi instan dan air panas dalam termos ikut diturunkan diletakkan berdampingan dengan panci kacang rebus
Tanpa diperintah oleh tuan rumah, kami segera menikmati kacang rebus, rasanya gurih saat dikunyah dan nyruput kopi instan yang sudah tertuang dalam gelas.
Sebagian dari rombongan segera beranjak nenuju kandang domba yang kebetulan terletak disebelah rumah mas Rofik. Ada 8 ekor domba dalam kandang yang terbuat bambu itu, diantaranya berdiri tegak 1 ekor Domba Garut, hasil persilangan antara domba lokal dengan domba merino, yang menghasilkan domba dengan postur tubuh gagah dan tanduk besar yang melengkung.
Keinginan Rofik untuk pembesaran domba sebetulnya sudah lama, tetapi ayah dari satu anak perempuan saat itu tidak punya uang untuk membeli domba.
“Waktu itu saya tidak punya uang untuk membeli domba. Tidak lama saya kok ditawari sama teman, Mas Erwin dengan sistem pemeliharaan gaduh” kata Rofik, Ahad siang (4/2/2024).
Istilah “Nggaduh” dalam ternak kambing merujuk kepada sistem pemeliharaan ternak kambing yang disebut “Gaduh.”
Dalam sistem gaduh, pemilik hewan ternak, shahibul maal mempercayakan pemeliharaan ternaknya kepada penggaduh, mudharib dengan imbalan bagi hasil. Pihak pertama adalah pemilik modal/pemilik kambing, sedangkan pihak kedua adalah penggaduh yang bertanggung jawab atas pemeliharaan ternak.
“Awalnya saya nggaduh 3 ekor domba. Dalam dua tahun kemudian, domba beranak-pinak menjadi 14 ekor. Tapi Mas Erwin minta domba dijual semua, dan saya dapat bagian 7 ekor. Selain saya punya 7 ekor hasil bagian dari gaduh, saya dititipi 7 ekor domba dari 2 orang tetangga, dan saya dapat titipan lagi 1 ekor dari PRM Kranggan, Tersono, Batang” ungkapnya.
Rofik memperkirakan dalam waktu dekat 2 ekor akan beranak, sisanya 4 ekor juga akan beranak dalam 1 bulan ke depan.
Dia menyadari, salah satu kunci sukses pemeliharaan domba karena didampingi oleh MPM PDM Kendal, sehingga lelaki yang kesehariannya selain merumput, juga jualan keliling es krim berharap domba yang dipelihara itu mampu mensejahterkan keluarganya.
Rofik juga berharap, pendampingan yang dilakukan oleh MPM kepada peternak domba bersifat rutin sebagai upaya untuk menjadikan peternak domba bisa sukses, dombanya beranak pinak.
Sedangkan Ketua MPM PDM Kendal, Faroq Agus Riyadi, selama melakukan pendampingan kepada peternak domba, juga dilakukan dakwah.
Sebetulnya Muhammadiyah dapat melakukan dakwah melalui komunitas peternak domba dengan memberikan edukasi dan pelatihan mengenai cara beternak domba yang baik dan benar.
“Muhammadiyah dapat bekerja sama dengan peternak domba yang belum sukses maupun sudah sukses dalam usahanya, seperti yang sedang kami lakukan pendampingan kepada Mas Rofik,” kata Faroq.
Pendampingan MPM kepada peternak domba, kata dia, tidak harus memberi bantuan domba kepada peternak, tetapi mengambil sisi lain, seperti malakukan edukasi, mengenai pemilihan jenis domba yang tepat, perawatan kandang, lokasi dan struktur kandang yang sesuai, pakan ternak yang tepat, dan perawatan lengkap untuk menjaga pertumbuhan domba.
“Dengan memberikan edukasi dan pelatihan yang tepat, kami dapat membantu para peternak domba untuk sukses dalam usahanya dan juga dapat memperkenalkan nilai-nilai Islam dalam kegiatan beternak domba,” ujarnya.
Turut hadir dalam pendampingan sejumlah jajaran MPM PDM Kendal, antara lain Sekretaris, Sariyun, Bendahara, Abdul Salim, Bidang Pertanian, Siswandi, Ketua dan Anggota Bidang Peternakan, Imanudin, dan Sumedi.
Awan-awan tipis yang bergelayut di atas dengan cepat menggumpal menjadi hitam pekat sebagai pemicu utama turunnya hujan. Siraman air dari langitpun terjadi membasahi bumi Pikatan, Tlogopayung. Dalam hujan itu kami mohon diri untuk melanjutkan perjalanan menuju Gentinggunung berbincang dengan Ketua Kelompok Tani Gunung Rejeki, Mas Afan. (fur)