MAKASSAR.KENDALMU.OR.ID. Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar menjadi tuan rumah Pembukaan Pelatihan Kader Tarjih Tingkat Nasional Batch I untuk Wilayah Timur Indonesia, Rabu (28/5). Kegiatan yang akan berlangsung hingga Ahad (1/6) ini diikuti oleh 35 peserta dari berbagai Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) kawasan timur Indonesia.
Dilansir dari muhammadiyah.or.id, pelatihan ini bertujuan memperkuat pemahaman kader Muhammadiyah terhadap ilmu falak, konsep Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT), dan Manhaj Tarjih sebagai fondasi berpikir keagamaan persyarikatan.
Rektor Unismuh Makassar, Dr. Abd. Rakhim Nanda, dalam sambutannya menegaskan pentingnya ilmu falak sebagai bagian integral dari kurikulum Al-Islam dan Kemuhammadiyahan di lingkungan kampus Muhammadiyah.
“Mahasiswa harus memahami KHGT, termasuk perbedaan antara matlak global dan wilayatul hukmi. Ini akan menjadi pertanyaan yang kerap muncul, baik dari masyarakat umum maupun internal Muhammadiyah,” ujar Rakhim. Ia juga menambahkan bahwa penguatan ilmu falak sejalan dengan misi pembaharuan Muhammadiyah dalam ranah keilmuan dan peradaban.
Rakhim tak lupa menyampaikan permohonan maaf bila terdapat kekurangan dalam pelaksanaan kegiatan dan membuka ruang untuk masukan sebagai bahan evaluasi.
Senada dengan itu, Ketua PWM Sulawesi Selatan, Prof. Ambo Asse, menegaskan pentingnya kesatuan umat dalam penentuan waktu ibadah, mengutip sabda Rasulullah SAW, “Berpuasalah kalian ketika melihat hilal.”
“Bumi itu satu, bulan juga satu. Kader falak Muhammadiyah harus diperbanyak agar dapat menjawab pertanyaan masyarakat, termasuk soal perbedaan penetapan waktu ibadah antara Muhammadiyah dan pemerintah,” tegas Ambo.
Sementara itu, Sekretaris Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Dr. Muhamad Rofiq Muzakkir, menjelaskan bahwa sosialisasi KHGT menjadi salah satu agenda prioritas menjelang peluncurannya pada akhir tahun 1446 H.
“Launching KHGT nanti akan melibatkan duta besar dari negara-negara OKI, serta lembaga-lembaga keagamaan dari Amerika dan Eropa. Ini untuk menunjukkan bahwa KHGT adalah milik umat Islam secara global, bukan hanya Muhammadiyah,” ungkap Rofiq.
Ia juga menambahkan bahwa kampanye KHGT akan digencarkan ke seluruh PWM dan perguruan tinggi Muhammadiyah di Indonesia.
Selain KHGT, Majelis Tarjih kini juga tengah menyusun Tafsir At-Tanwir, hasil dari Konferensi Mufasir Muhammadiyah yang telah merampungkan 25 juz tafsir Al-Qur’an. Konferensi selanjutnya akan difokuskan pada lima juz terakhir.
“Kami berharap pelatihan ini bisa melahirkan lebih banyak ulama tarjih Muhammadiyah dan menginspirasi penyelenggaraan pelatihan serupa di tingkat daerah hingga cabang,” tambah Rofiq.
Ia juga mengungkapkan rencana pelaksanaan dua batch pelatihan berikutnya, masing-masing untuk wilayah Barat Indonesia dan khusus untuk ulama perempuan.
Selama lima hari ke depan, peserta akan mendapatkan materi seputar Manhaj Tarjih, termasuk paham keagamaan Muhammadiyah, metodologi istinbath hukum, pendekatan ijtihad, hingga praktik fatwa secara langsung. Pelatihan ini diharapkan menjadi tonggak penting dalam menyiapkan kader unggul yang siap menjawab tantangan zaman dengan pendekatan keilmuan dan keagamaan yang kokoh.
