RINGINARUM.KENDALMU.OR.ID. Banyak Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang pulang ke Indonesia tanpa memiliki rencana keuangan jangka panjang sehingga gagal dalam mengelola uang hasil kerja di luar negeri. Hal ini disebabkan minimnya literasi keuangan, tidak adanya akses pendampingan usaha, dan terjebak konsumsi sesaat, padahal mereka selama bekerja di luar negeri memiliki pendapatan tetap yang tidak sedikit.
Memahami kondisi tersebut, Majelis Pembedayaan Masyarakat (MPM) PD Muhammadiyah Kendal bekerja sama dengan Pemerintah Desa (Pemdes) Caruban, Kec. Ringinarum, Kab. Kendal menyelenggarakan edukasi kepada masyarakat tentang Desa Migran Produktif (Desmigratif) yang diikuti oleh 47 peserta yang terdiri para mantan migran dan keluarga yang ditinggal kerja diluar negeri.

Diketahui, Desa Caruban merupakan Desmigratif yang diinisiasi dan ditentukan oleh Kemnaker RI. Program ini diluncurkan sejak tahun 2016 dengan tujuan utama untuk meningkatkan perlindungan dan kesejahteraan PMI serta keluarganya.
Kepala Desa Caruban, Dyah Tin Agustina mengaku selama ini sering menandatangani surat permohonan izin dari warganya yang siap bekerja di luar negeri.

“Surat yang diberikan merupakan izin meninggalkan Desa Caruban untuk bekerja, mengais rizki di luar negeri. Sedangkan yang ditinggal memiliki peran penting untuk mengelola hasil kerja dan menjaga stabilitas ekonomi keluarga,” kata Dyah Tin, Kamis (30/4/2025) di Balai Desa Caruban.
Diterangkan, Caruban sebagai Desmigratif, posisi Kades berperan penting memberdayakan warganya melalui pendampingan untuk meningkatkan kesejahteraan, khususnya mantan pekerja migran atau keluarga yang anggotanya masih sebagai migran.

Dyah Tin Agustina berharap pendampingan yang dilakukan dapat berdampak positif dan berkelanjutan bagi diri mereka sendiri, keluarga, dan desa secara keseluruhan.
Sementara itu Ketua MPM PDM Kendal, Faroq Agus Riyadi mengatakan, Muhammadiyah melalui Sahabat Migran Berkemajuan (SaranMu), yang diinisiasi oleh MPM PP Muhammadiyah dan diluncurkan 10 Desember 2023 bertujuan melakukan edukasi, mendampingi dan memberdayakan PMI serta keluarganya, baik sebelum keberangkatan, selama bekerja di luar negeri, maupun setelah kembali ke tanah air.
“Dalam pelaksanaannya MPM bekerja sama dengan pemerintah, dan di Kendal baru mulai, karena harus memiliki data baik masih migran atau mantan PMI, dan alhamdulillah hari ini kami punya, sehingga dilakukan edukasi,” kata Faroq.

Diungkapkan, sebelum melakukan pendampingan PMI, ada program ketahanan pangan yang dilakukan oleh MPM Kendal melalui penanaman padi organik dan bebas dari pupuk kimia.
“Padi organik menghasilkan beras Mentik Susu Wangi (Mensuwa-red) dengan konsumen utamanya masyarakat yang stunting, sehingga kami bisa membantu mengurangi angka stunting melalui penyediaan beras berkualitas,” ujarnya.
Tentang pendampingan Desmigratif dijelaskan sasaran yang dilakukan MPM PDM Kendal adalah keluarga yang ditinggal bekerja di luar negeri.
“Mereka kita berdayakan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan keluarga. Jangan sampai yang di luar negeri bekerja keras, sedangkan yang di rumah ongkang-ongkang, santai hanya menunggu kiriman uang dari luar,” kelakar Faroq disambut gerr yang hadir.
MPM PDM Kendal berharap pendampingan ini bisa terwujud dalam bentuk usaha keluarga di bidang ekonomi yang bisa mensejahterakan dan berkesinambungan.
Sedangkan salah satu PMI di Hong Kong, Sri Nasiati Umaroh mengatakan kegiatan ini terselenggara karena inisiasi bersama, antara pemerintah desa, MPM dan lembaga swasta yang siap mendampingi para PMI maupun mantan migran di bidang ekonomi.

“Kami bekerja di luar negeri itu tujuannya mengumpulkan uang di negeri sendiri dalam rangka kesejahteraan hidup keluarga, namun faktanya tidak semua PMI yang pulang ke Indonesia kehidupan keluarganya sejahtera” kata Umaroh.
Menurutnya, pendampingan yang dilakukan dalam bentuk pelatihan usaha ekonomi produktif dengan mengundang pengusaha sukses sesuai budaya ekonomi masyarakat setempat.
“Diharapkan hasil dari pelatihan ini ada kemitraan antara perusahaan dengan pelaku ekonomi yang dilakukan para migran atau anggota keluarga yang ditinggal kerja di luar negeri,”
Diketahui edukasi masyarakat tentang Desmigratif menghadirkan dua nara sumber yang bergerak di bidang budidaya bunga matahari dan usaha fried chicken. (fur)