Oleh: Samsul Hidayat *
Tema sentral Agama selalu berkisah pada cerita tentang tentang hal antagonis seputar ketamakan, keserakahan, kerakusan, dst…selalu berkaitan juga dengan tiga arus utama, Harta,Tahta , dan wanita.
Nabi Dawud misalnya memiliki istri 99. Tetapi Walaupun sudah punya 99 istri ia masih kepengin menambah lagi. Ironisnya wanita yang ingin ia nikahi untuk menggenapi 100 itu sudah bersuami. Wanita yang sudah bersuami pasti tidak boleh menikah lagi, kecuali suami meninggal atau menceraikannya
Akhirnya Dawud membuat siasat untuk mendapatkan wanita tersebut. Sebagai raja siasat merebut istri orang itu bukan hal yang sulit untuk dilakukan. Sangat mudah sekali. caranya dikirimlah suami wanita itu ke medan perang. Sesuai rencana laki-laki tersebut gugur di medan perang. Maka dengan mudah Dawud menikahi wanita idaman tersebut.
Kemudian Allah menegur utusannya itu. Caranya menegurpun sungguh unik. Allah menggunakan sandiwara malaikat, seperti yang dikisahkan dalam tafsir At Thobari, diceritakan dalam surat shad 22-25 berikut ini.
إِذْ دَخَلُوا عَلَى دَاوُودَ فَفَزِعَ مِنْهُمْ قَالُوا لَا تَخَفْ خَصْمَانِ بَغَى بَعْضُنَا عَلَى بَعْضٍ فَاحْكُمْ بَيْنَنَا بِالْحَقِّ وَلَا تُشْطِطْ وَاهْدِنَا إِلَى سَوَاءِ الصِّرَاطِ (22)
إِنَّ هَذَا أَخِي لَهُ تِسْعٌ وَتِسْعُونَ نَعْجَةً وَلِيَ نَعْجَةٌ وَاحِدَةٌ فَقَالَ أَكْفِلْنِيهَا وَعَزَّنِي في الْخِطَابِ (23)
قَالَ لَقَدْ ظَلَمَكَ بِسُؤَالِ نَعْجَتِكَ إِلَى نِعَاجِهِ
Ketika mereka masuk menemui Dawud lalu dia terkejut karena (kedatangan) mereka. Mereka berkata, “Janganlah takut! (Kami) berdua sedang berselisih, sebagian dari kami berbuat zalim kepada yang lain; maka berilah keputusan di antara kami secara adil dan janganlah menyimpang dari kebenaran serta tunjukilah kami ke jalan yang lurus.
Sesungguhnya saudaraku ini mempunyai sembilan puluh sembilan ekor kambing betina dan aku mempunyai seekor saja, lalu dia berkata, “Serahkanlah (kambingmu) itu kepadaku! Dan dia mengalahkan aku dalam perdebatan.”
Dia (Dawud) berkata, “Sungguh, dia telah berbuat zalim kepadamu dengan meminta kambingmu itu untuk (ditambahkan) kepada kambingnya”.
Ternyata Dua orang yang berselisih itu adalah malaikat. Tujuan utamanya adalah mengingatkan sang Nabi bahwa perbuatan yang baru saja ia lakukan itu adalah dzalim. Maka tatkala Dawud menjawab, “Sungguh, dia telah berbuat zalim kepadamu dengan meminta kambingmu itu untuk ditambahkan kepada kambingnya”. Ia tersadar, bukankah yang melakukan itu dirinya sendiri. Malahan lebih konyol.Kalau yang ditanyakan orang yang berselisih itu hanya urusan kambing. Sedangkan yang ia lakukan adalah merebut istri orang.
Sejak saat itu Dawud langsung lemah lungkai tertunduk dan sujud. Benar2 menyesal, Ia menjadi hamba yang sangat malu dan takut kepada Allah. Mulutnya tak pernah lepas dari, istighfar, tasbih dan tahmid. Saking malunya kepada Allah nabi Daud tidak berani memandang ke depan. Kepalanya selalu menunduk sambil meneteskan air mata.
Tidak hanya itu. Nabi Dawud pun menjadi manusia yang banyak beribadah. Mengisi malamnya dengan shalat dan siangnya dengan berpuasa. Sebagaimana disabdakan Rasulullah saw sebagai berikut.
صحيح البخارى – (ج 4 / ص 400)
أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ – رضى الله عنهما – أَخْبَرَهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – قَالَ لَهُ « أَحَبُّ الصَّلاَةِ إِلَى اللَّهِ صَلاَةُ دَاوُدَ – عَلَيْهِ السَّلاَمُ – وَأَحَبُّ الصِّيَامِ إِلَى اللَّهِ صِيَامُ دَاوُدَ ، وَكَانَ يَنَامُ نِصْفَ اللَّيْلِ وَيَقُومُ ثُلُثَهُ وَيَنَامُ سُدُسَهُ ، وَيَصُومُ يَوْمًا وَيُفْطِرُ يَوْمًا
Bahwa Abdullah bin Umar ra mengkhabarkan, Rasulullah SAW pernah bersabda “sholat yang paling disukai Allah adalah sholatnya Dawud. puasa yang lebih disukai Allah adalah puasanya Dawud. Beliau tidur seperdua malam, bangun sepertiganya, lalu tidur di seperenamnya. Puasa beliau adalah satu hari puasa, dan satu hari berbuka” (HR Bukhari)
Efek Keseriusan dan kekhusukan Dawud dalam beribadah ternyata juga berpengaruh kepada alam sekitar. Yaitu, burung-burung, gunung-gunung ikut bertasbih sebagaimana dilakukan Dawud. Sebagaimana firman Allah dalam QS.50: 18-19
إِنَّا سَخَّرْنَا الْجِبَالَ مَعَهُ يُسَبِّحْنَ بِالْعَشِيِّ وَالْإِشْرَاقِ (18) وَالطَّيْرَ مَحْشُورَةً كُلٌّ لَهُ أَوَّابٌ (19) [ص/18، 19]
Sesungguhnya Kami telah menundukkan gunung-gunung untuk bertasbih bersama ( Dawud) pada waktu petang dan pagi,
Dan Kami tundukkan pula burung-burung dalam keadaan terkumpul. Masing-masing sangat taat kepada Allah.
Pada poin ini jelas, ketamakan, keserakahan, menjadi tabiat manusia. Tetapi kontrol diri dan pertaubatan adalah keharusan.
Urusan salah pasti setiap manusia pernah mengalaminya, tetapi bertaubat dan kembali ke jalan lurus adalah memang semestinya
Wallahu’alam.
*H. Samsul Hidayat, S.Ag; M.M adalah Wakil Ketua PD Muhammadiyah Kendal, dan Ketua Founder Ma’had Shoutul Qur’an. Ketua PCM Brangsong.