Berdzikir kepada Allah memiliki maksud dan tujuan yang mendalam dalam Islam.
Tujuan utama dzikir adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, meningkatkan kesadaran diri, dan memoerkuat iman.
Zikir juga berfungsi untuk menenangkan hati, menghilangkan kegelisahan, dan membawa kebahagiaan
Dzikir membantu seseorang mengendalikan hawa nafsu dan meningkatkan kesabaran dalam menghadapi ujian hidup. Melalui dzikir umat Muslim diingatkan untuk bersyukur dan merasakan kehadiran Allah dalam setiap aspek kehidupan
Dilansir dari muhammadiyah.or.id, zikir dapat diartikan secara luas sebagai bentuk pengingatan kepada Allah. Ini dapat berupa ucapan lafal-lafal seperti tahlil (Laa ilaaha illallah), tasbih (Subhanallah), tahmid (Alhamdulillah), takbir (AllahuAkbar) atau bahkan dalam bentuk lebih umum seperti mengingat kebesaran Allah dalam hati.
Dalam beberapa ayat al-Quran, waktu yang tepat untuk dzikir sebenarnya tidak dibatasi. Beberapa ayat menyebutkan bahwa dzikir dapat dilakukan kapan saja sepanjang hari. Misalnya, dalam QS. Taha ayat 130, disebutkan bahwa seorang Muslim hendaknya mengingat Allah pagi dan petang, siang dan malam. Demikian juga dalam QS. al-Taubah ayat 36-37 dan Ali Imran ayat 41, yang semuanya mengindikasikan bahwa waktu untuk berdzikir tidak terbatas pada momen-momen khusus.
Namun, selain anjuran umum untuk berdzikir sepanjang hari, ada juga dalil yang menunjukkan waktu-waktu tertentu di mana dzikir lebih dianjurkan. Salah satu contohnya adalah anjuran untuk berdzikir setiap selesai melaksanakan shalat.
Dalam QS. Qaf ayat 39-40, Allah menganjurkan agar kita memperbanyak dzikir setelah menyelesaikan salat fardu. Ini adalah momen penting di mana hati dan pikiran seorang Muslim dalam kondisi khusyuk dan terbuka untuk mengingat Allah.
Tidak hanya itu, beberapa waktu lain yang dianjurkan untuk berdzikir disebutkan dalam QS. al-Thur ayat 48-49, di mana Allah menyebutkan waktu pertengahan malam dan saat terbenamnya bintang-bintang sebagai waktu yang istimewa untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Waktu-waktu ini mengingatkan kita pada momen-momen di mana kesunyian malam memberikan kesempatan yang lebih baik untuk merenung dan memperdalam hubungan spiritual dengan Sang Pencipta.
Dzikir dalam al-Quran disebutkan dapat dilakukan sepanjang hari, baik pagi, siang, maupun malam (Q.S. Taha: 130; al-Taubah: 36-37; Ali Imran: 41).
Dzikir bisa diartikan sebagai pengingatan kepada Allah, baik secara lisan (tahlil, tasbuh, tahmid, takbir) maupun secara hati.
Ada waktu-waktu khusus yang dianjurkan untuk berdzikir, seperti setelah shalat (Qaf [50]: 39-40) dan pertengahan malam atau saat terbenamnya bintang-bintang (al-Thur [52]: 48-49).