WELERI. KENDALMU.OR.ID. Muhammadiyah telah berkontribusi dan berkolaborasi dengan Pemkab. Kendal di bidang kesehatan dan pendidikan. Bahkan dirasa kontribusi Muhammadiyah jauh lebih besar dari pada pemerintah Kab. Kendal. Sehingga mudah-mudahan kami dapat meningkatkan hibah yang akan kami berikan kepada Muhammadiyah.
Demikian kata sambutan Bupati Kendal, Dico M. Ganindito yang disampaikan dalam acara Halal Bihalal PW. Muhammadiyah Jateng di Convensional Hall Prof. KH. Azhar Basyir, MA, RSI Kendal.
“Atas nama Pemerintah Kabupaten Kendal kami memberi apresiasi kepada PDM Kendal yang selama ini sudah bersinergi, berkolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten Kendal dalam memajukan Kabupaten Kendal dari dua sektor yang sangat penting, pendidikan dan kesehatan, karena dua sektor tersebut merupakan indikator kesejahteraan dari lima yang ada,” kata Dico, Sabtu (27/4/2024).
Bupati Kendal menilai, kualitas pendidikan dan kesehatan yang didirikan dan dikelola oleh Muhammadiyah telah membawa bukti, keberadaan RSI Muhammadiyah ini yang terbaik di Kab. Kendal.
“Tidak hanya rumah sakit terbaik, tetapi rumah sakit (gedungnya-red) tertinggi yang ada di Kabupaten Kendal, dan ruangan tempat acara ini yang terdingin,” imbuh Bupati disambut aplous ratusan tamu undangan yang hadir.
Menurut Dico, prestasi-prestasi dan capaian-capaian Muhammadiyah Kendal sangat luar biasa dan sangat membanggakan bagi Kab. Kendal.
Bupati Kendal menyebut, selama menjabat sebagai orang nomor satu di Kab. Kendal, Muhammadiyah belum pernah minta hibah.
“Alhamdulillah, Muhammadiyah sebagai satu-satunya organisasi yang tidak pernah minta hibah kepada Pemerintah Kabupaten Kendal sejak saya dilantik menjadi Bupati. Justru karena tidak pernah meminta itu, saya merasa nggak enak, padahal kontribusinya sangat besar kepada Pemerintah Kabupaten Kendal” ujarnya disambut amplous lagi.
Bupati Kendal mengatakan, tahun 2024 Pemkab Kendal telah memberi hibah kepada Muhammadiyah Kendal sebesar 1 milyar, dan di tahun anggaran 2025 akan ditambah 3 kali lipat dari hibah 2024, termasuk PCM-PCM se Kab. Kendal.
“Kami yakin kalau hibah diberikan kepada Muhammadiyah pasti untuk kepentingan umat dan masyarakat Kabupaten Kendal karena selama ini Muhammadiyah baik,” ujarnya lagi.
Menyinggung karakter Muhammadiyah Kendal, Bupati menilai cerdas dalam menangkap peluang dan cepat mengambil keputusan untuk mensupport dan mengakses di dunia kesehatan.
“Belum lama saya dilantik menjadi Bupati, mulai dibangun Rumah Sakit Muhammadiyah di Boja, dan bangun lagi Rumah Sakit di Patean. Ternyata Rumah Sakit di Boja sudah operasional dan di Patean sebentar lagi sudah jadi. Muhammadiyah itu tidak pernah omon-omon. Langsung realisasi dan jadi. Itu luar biasa,” puji Bupati.
Sementara itu Ketua PDM Kendal, KH. Ikhsan Intizam mengatakan inti dari halal bihalal adalah saling memaafkan, dan menghilangkan ego di masing-masing Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) dan apabila diterapkan di Muhammadiyah sehingga AUM yang besar tambah besar, yang kecil semakin kecil. Seolah-olah AUM besar tidak peduli kepada yang kecil.
“Momentum halal bihalal ini bisa menanggalkan ego kita, agar semua AUM sama-sama besar,” pinta Ustadz Ikhsan.
Menurut Ketua PDM Kendal, terdapat AUM yang berair mata dan ada AUM bermata air. Seharusnya banyak yang menjadi mata air untuk membantu yang lain.
Sedangkan Ketua PWM Jateng, KH. Tafsir menyampaikan perkembangan AUM bidang kesehatan di Jawa Tengah yang terus mengalami perkembangan dan penambahan termasuk di Kab. Kendal.
“Di Jawa Tengah terdapat dua PDM yang memiliki AUM kesehatan lebih dari lima, dan PDM Kendal sebentar lagi memiliki 5 rumah sakit. Ada 2 PDM di Jawa Tengah yang memiliki 6 rumah sakit, yaitu Kebumen dan Klaten,” kata KH. Tafsir.
Tafsir berharap, PWM Jateng bisa membangun rumah sakit di Provinsi lain, karena PWM Kalimatan Barat (Kalbar) berharap PWM Jateng bisa mendirikan rumah sakit di Kalbar, karena disana belum ada rumah sakit Muhammadiyah.
Tafsir menyampaikan, kalau tidak salah di Indonesia terdapat 123 rumah sakit milik Muhammadiyah/Aisyiyah.
“Dari 123 rumah sakit Muhammadiyah se Indonesia, 53 ada di Jawa Tengah,” ujarnya.
Menyinggung halal bihalal, Kyai Tafsir menyampaikan, warga Muhammadiyah jangan ragu terhadap kreatifitas budaya Islam, termasuk halal bihalal yang sudah menjadi budaya nasional yang membuat agama lain iri.
“Agama selain Islam iri dengan budaya halal bihalal yang telah menjadi budaya nasional, dan menjadi milik bangsa,” katanya.
Menurut Kyai Tafsir, agama Kristen sudah mulai memisahkan antara Natal yang didalamnya ada ritual keagamaan, dengan Resepsi Natal dalam rangka agar milik semua agama, seperti halal bihalal.
“Sekarang sedang berlomba-lomba untuk merebut pengaruh melalui kreatifitas budaya,” ujarnya.
Sedangkan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Prof. Abdul Mu’ti menyampaikan dalam tausiahnya, terdapat empat rangkaian halal bihalal, yaitu bersifat syariat yaitu sholat Idulfitri yang penetapanya melalui perdebatan panjang, yang kedua Mudik, budaya idul fitroh, kembali ke asalnya, spiritual, dan kembali ke asalnya, yaitu kampung.
“Tidak ada mudik kalau tidak ada idulfitri, “ ujar Prof Mu’ti.
Dia melanjutkan rangkaian halal bihalal adalah sillaturrahim, berkunjung dari rumah ke rumah saudara dan tetangga.
“Yang ke empat adalah halal bihalal formal seperti yang sedang kita lakukan yang mencerminkan reflection, melakukan muhasabah, menilai kualitas dan keberhasilan ibadah selama Ramadhan. Forum of refreshing, seneng-seneng, termasuk memakai pakaian baru sebagai simbol menjadi manusia yang baru. Halal bihalan menciptakan momen rekretion, mengisi dengan yang baru, kalau sudah memaafkan harus berlapang dada, dan yang ke empat adalah re reunion, pertemuan kembali teman sekolah, kawan kuliah, dan sebagainya setelah berpisah cukup lama” pungkasnya. (fur)