WELERI.KENDALMU.OR.ID. Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kab. Kendal, KH. Ikhsan Intizam mensosialisasikan tagline Muhammadiyah Kendal sinonim ASHoI, membaca Al qur’an, Sholat berjamaah dan menunaikan Infaq.
Sosialisasi dipaparkan dalam acara halal bihalal Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM), Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA), Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) dan Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) se Semarang Raya, Ahad (13/4/2025) di Auditorium Prof KH. Ahmad Basyir, MA RSI Kendal.
Program Ashoi ini sebagai tindaklanjut setelah diluncurkan oleh Ketua PDM Kendal, KH. Ikhsan Intizam, Ahad (23/3/2025) saat pengajian akbar Ramadan 1446 H di Wadas, Plantungan, Kabupaten Kendal. Tujuannya adalah untuk menggerakkan warga Muhammadiyah agar lebih aktif dalam membaca, mengkaji Al-Qur’an, menjaga sholat berjamaah, dan meningkatkan semangat berinfaq sebagai bentuk ibadah sosial.
Tagline Ashoi, kata Ustadz Ikhsan dilandasi dengan Al qur’an Surat Fatir ayat 29 :
إِنَّ ٱلَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَٰبَ ٱللَّهِ وَأَقَامُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ وَأَنفَقُوا۟ مِمَّا رَزَقْنَٰهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ تِجَٰرَةً لَّن تَبُورَ
Artinya: ‘Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi,’.
Ustadz Ikhsan menekankan pentingnya membaca Al qur’an bagi umat Islam, dan setiap warga Muhammadiyah harus bisa membaca Al qur’an.
Dikatakan Al qur’an satu-satunya mukjizat yang masih bisa “dilihat langsung” hingga hari ini, dalam arti bahwa Al qur’an bisa diakses, dibaca, direnungkan, dan diuji oleh siapa saja kapan saja, dan terus menunjukkan keajaibannya, berbeda dengan mukjizat selain Al qur’an.
“Mukjizat Nabi Musa berupa tongkat, Nabi Nuh dengan kapal besar, dan Nabi Sholeh memiliki mukjizat berupa unta betina yang keluar dari batu, tetapi mukjizat-mukjizat itu sampai saat kita tidak pernah melihatnya,” ungkapnya.
Melalui membaca dan mengkaji Al qur’an di lingkungan Muhammadiyah akan berdiri halaqah-halaqah di setiap ranting dan cabang.
Adapun shalat berjamaah bagi warga Muhammadiyah sebagai budaya, dan bagi seluruh pegawai yang bekerja di lingkungan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) shalat jamaah harus ditekankan.
“Para pimpinan AUM harus membuat kebijakan kepada seluruh pegawainya untuk menegakkan shalat berjamaah selama bekerja di AUM,” pintanya.
Sedangkan infaq, zakat, di Muhammadiyah Kendal, lanjut Ustadz Ikhsan sudah digerakkan dan lebih ditingkatkan jumlah muzakki maupun nominalnya.
Di bagian lain, Ustadz Ikhsan menyampaikan 5 semboyan Muhammadiyah, yakni jangan merasa berjasa di Muhammadiyah, kepemimpinan kolektif kolegial, tidak ada kultus, tangan di atas, dan rapat dan rapat. (fur)