BOJA.KENDALMU.OR.ID. Ketua PP Muhammadiyah, dr. H. Agus Taufiqurrohman, Sp.S., M.Kes. mengungkapkan 5 ciri Muhammadiyah dalam melayani masyarakat di bidang kesehatan yang diwariskan oleh KH. Ahmad Dahlan dan KH Syuja’.
“Pelayanannya Rumah Sakit Muhammadiyah harus memihak kepada dhuafa. Hal tersebut sejatinya telah tertuang dalam nilai utama PKU yang dirumuskan oleh KH. Ahmad Dahlan dan KH. Syuja’,” kata Agus sebelum Grand Opening RS PKU Muhamamdiyah Boja, Kamis sore (4/4/2024).
Dia mengungkapkan, klinik Muhammadiyah berdiri ketika Indonesia masih dijajah, waktu itu Belanda membikin dokter untuk pribumi dan orang Belanda sendiri yang dibedakan kelasnya.
“Maka Muhammadiyah ingin hadir mengangkat pelayanan kesehatan untuk pribumi,” ujarnya.
Lebih lanjut Agus Taufiqurrohman mengungkapkan ciri pelayanan kesehatan Muhammadiyah dan Aisyiyah yang diwariskan KH. Ahmad Dahlan dan KH. Syuja’, yaitu spirit pelayanan kesehatan Muhammadiyah untuk mewujudkan dakwah Islam rahmatan lil’alamiin.
“Pelayanan kesehatan Muhammadiyah dan Aisyiyah berazaskan kasih sayang. Maka seluruh pegawai rumah sakit Muhammadiyah harus memegang prinsip kasih sayang, jangan susah senyum, dan jangan membeda-bedakan pelayanan kepada pasien,” katanya.
Kasih sayang itu tidak membedakan. Kelas hanya membedakan fasilitas ruang, tapi pelayanan dalam bentuk rahmatan lil’alamin nya itu harus sama, imbuhnya.
Agus mengatakan, ciri dalam pelayanannya Rumah Sakit Muhammadiyah harus pro dhuafa. Hal tersebut sejatinya telah tertuang dalam nilai utama PKU yang dirumuskan oleh KH. Ahmad Dahlan dan KH. Syuja’.
“Hadirnya klinik dan rumah sakit Muhammadiyah ini sebagai implementasi nilai-nilai dalam Al qur’an Surat Al Ma’un, yang kita sebut sebagai Teologi Al ma’un,” ungkapnya.
Meskipun rumah sakit Muhammadiyah sudah terakreditasi unggul, bahkan terakreditasi internasional, tetap pro dhuafa’.
Ciri selanjutnya adalah pelayanan inklusif (terbuka untuk siapa pun), pelayanan yang tidak membedakan status sosial, latar belakang, agama, suku, ras, dan golongan. Semua dilayani dengan nilai-nilai Islam, rahmatan lil ‘alamiin.
Masih tentang ciri pelayanan kesehatan Muhammadiyah, Agus Taufiqurrohman melanjutkan, pelayanan kesehatan Muhammadiyah harus berkeunggulan.
“Pelayanan kesehatan Muhammadiyah harus melakukan yang terbaik sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. Kalau tidak sesuai dengan standar kompetensi dan standar akreditasi tentu tidak akan mendapat perizinan pelayanan. Standar keunggulan pelayanan kesehatan di Muhammadiyah mutlak dilakukan,” tegasnya.
Pelayanan kesehatan di rumah sakit Muhammadiyah berprinsip pada nilai-nilai Islam dengan taglinenya, ‘Sehatnya Barokah, Wafat Khusnul Khotimah’
Disampaikan, sehatnya sehat adalah barokah mengandung maksud setelah keluar dari rumah sakit kehidupannya lebih baik.
Tidak semua pasien yang masuk ke rumah sakit Muhammadiyah keluar dengan selamat dan sehat tetapi ada yang meninggal dunia di rumah sakit.
“Jangan sampai ketika pasien wafat tidak ditangani dengan baik, tidak dituntun talqin, padahal itu akhir dari perjalanan hidup,” ujarnya.
Turut hadir dalam acara Grand Opening antara lain, Asisten Administrasi Umum Sekda Kendal, Agus Dwi Lestari, Wakil Ketua PWM Jateng, Wahyudi, Kepala Dinas Kesehatan Kab. Kendal, dr Abidin, Jajaran PDM Kendal, jajaran MPKU PDM Kendal, Wakil Sekretaris MPKU PWM Jateng, dr M. Arif Ridho, jajaran Forkomda Kab. Kendal, jajaran Forkompicam Boja, Limbangan dan Singorojo, Kepala Desa se Kec. Boja, Kepala BPJS Kesehatan Kantor Cabang Ungaran, seluruh Direktur Rumah sakit milik Muhammadiyah se Kab. Kendal, Direktur RS Roemani Semarang, Kepala Puskesmas se Kec. Boja, Limbangan dan Singorojo, dan para tokoh dan ulama’ se Kec. Boja. (fur)