SUKOREJO.KENDALMU.OR ID. Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Patean, Kab. Kendal, Ustadz Sumanto mensosialisasikan Kalender Hijriyah Global Tunggal (KHGT) di Masjid Al Huda Tlangu, Kec. Sukorejo, Kab. Kendal dalam acara pengajian iftar, Rabu (11/3/2025).
Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) merupakan sistem penanggalan Islam yang bertujuan untuk menyatukan kalender Hijriah di seluruh dunia dengan prinsip “satu hari satu tanggal” di seluruh muka bumi, artinya tanggal baru Hijriah jatuh pada hari yang sama di semua kawasan dunia.
KHGT diprakarsai oleh Muhammadiyah melalui Majleis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah sebuah sebagai bagian dari upaya untuk menyatukan kalender Hijriah secara global.
“Inisiatif ini telah melalui proses pengkajian panjang selama lebih dari satu dekade dalam berbagai forum internal Muhammadiyah, termasuk seminar, diskusi publik, dan halaqah ahli hisab dan fikih,” terangnya.
Ustadz Sumanto mengatakan, sudah saatnya KHGT disosialisasikan kepada umat Islam dengan pendekatan ilmiah ilmiah untuk menentukan awal bulan Hijriah secara seragam di seluruh dunia.
“Namun demikian tidak mudah KHGT bisa diterima maka membutuhkan waktu panjang dan kesabaran,” katanya.
Dia optimis, entah kapan waktunya KHGT bisa diterima ummat Islam di dunia.
“Ibarat peribahasa, ‘Sak atos-atosé watu isih kalah karo nétésé banyu’ (Sekeras-kerasnya batu masih kalah oleh tetesan air),” timpalnya.
“Meskipun awalnya KHGT mungkin sulit dipahami, tapi dengan belajar dan mendalami, kita akan semakin memahami urgensinya,” imbuhnya.
Menurutnya hadirnya KHGT diawal ini telah menyulut keresahan bagi sebagian Ormas Islam, bahkan muncul gejolak.
“Perbedaan pendapat muncul karena adanya perbedaan dalam metode penentuan awal bulan hijriah antara wujudul hilal versus KHGT di tahun 1446 H ini,” ucapnya.
KHGT kata Ustadz Sumanto mengadopsi konsep matla’ global, berbeda dengan pendekatan matla’ lokal (urfi) yang selama ini digunakan oleh Muhammadiyah dan negara-negara Muslim lainnya.
“Matla’ urfi (lokal) mengacu pada lokasi terbitnya hilal di wilayah tertentu, seperti Indonesia atau Asia Tenggara. Perbedaan ini berimplikasi pada penetapan 1 Syawal 1446 H (Idulfitri 2025),”
Ustadz Sumanto memprediksi tahun ini akan terjadi perbedaan Iedul Fitri, 1 Syawal 1446 H.
“Menurut hisab hakiki wujudul hilal (matla’ urfi lokal Indonesia): Idulfitri jatuh pada 31 Maret 2025, sedangkan menurut KHGT (matla’ global): Idulfitri di Timur Tengah mungkin akan jatuh pada 30 Maret 2025,”
Ustadz Sumanto mengungkapkan pentingnya mengetahui latar belakang pentingnya KHGT karena berbagai faktor yang berkaitan dengan kebutuhan akan persatuan umat Islam, efisiensi dalam pelaksanaan ibadah, dan kepastian dalam penentuan waktu.
“KHGT merupakan gagasan untuk menyeragamkan kalender Islam secara global. Saat ini, dunia Islam masih terpecah dalam menentukan awal bulan hijriah karena perbedaan metode rukyat dan hisab. Oleh karena itu, dalam konferensi negara-negara Islam yang diselenggarakan di Turki, delegasi dari berbagai negara—termasuk Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) dari Indonesia didorong untuk menyepakati satu sistem kalender Islam global,” bebernya.
Dia melanjutkan, umat Islam dinilai kurang kompak dalam penyatuan kalender dibandingkan dengan komunitas non-Muslim. Oleh karena itu, KHGT diusulkan sebagai solusi agar umat Islam memiliki satu kalender hijriah yang seragam. Muhammadiyah sendiri bersikap legowo dan terbuka terhadap penyatuan kalender ini.
“Namun, ada kritik bahwa Muhammadiyah dianggap tidak konsisten, karena membuka kemungkinan penggunaan KHGT setelah sebelumnya konsisten dengan wujudul hilal,” ungkapnya.
“Meski begitu, Muhammadiyah tetap maju karena belajar dari sejarah,” pungkasnya. (silo)