KENDAL.KENDALMU.OR.ID. Warga Muhammadiyah, khususnya Mahasiswa Muhammadiyah patut bangga yang mampu melahirkan karya-karyanya di bidang sinema, seperti film berjudul Tidak Mati, Aku Tetap Menjadi Milikku Selalu karya tiga mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang meraih penghargaan di ajang Student World Impact Film Festival 2023. Hijau. Film pendek ini dibuat oleh mahasiswa Relawan Siaga Bencana (Maharesigana) UMM dan berhasil meraih Juara III pada ajang U-Dare 1.0 USK Global Award On Disaster Resilience di Malaysia. Liang. Karya mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) ini meraih anugerah Special Mention dalam Festival Film Moderasi Beragama 2024. Sebelas Film Dokumenter Mahasiswa Ilmu Komunikasi UMY juga menampilkan sebelas film dokumenter dalam acara Parade Dokumenter 2024, termasuk judul-judul seperti Matic Ndugal, Mainanku, Suran, dan Warisan Rasa. Dan terbaru film 2yoel karya mahasiswa Ilmu Komunikasi UMY yang meraih Best Fiction Short Film Award kategori Komedi dalam ajang festival film internasional bergengsi, 7th PRISM UBD Short Film Festival 2024, yang diselenggarakan oleh Universiti Brunei Darussalam (UBD) pada awal Desember lalu.
Dinukil dari muhammadiyah.or.id. Film 2Yoel sendiri menceritakan tentang sosok tuyul yang harus menuntaskan misinya untuk menghasut seorang anak bernama Alif. Namun, Alif adalah anak yang sangat agamis, yang membuat tugas tuyul menjadi semakin sulit.
Di tengah kesulitan itu, tuyul harus menghadapi tantangan besar, termasuk merelakan dirinya kepanasan demi menjalankan misinya. Suatu malam, saat Alif lupa membaca doa sebelum tidur, tuyul melihat celah untuk mengajak Alif masuk ke peradabannya.
Ergia Maharani Putri, Sutradara Film 2Yoel menjelaskan bahwa ide cerita film ini terinspirasi dari mitos yang menyatakan bahwa peradaban jin lebih maju daripada peradaban manusia. Namun, mitos tersebut dikemas dengan cerita kehidupan sehari-hari yang dekat dengan penonton.
Namun saat pengembangan naskah dalam film ini, Ergia dan tim mengaku menghadapi tantangan besar terutama karena film ini mengusung genre komedi yang mengangkat isu agama.
“Kami harus sangat berhati-hati dalam pengembangan ceritanya, karena isu agama kalau diangkat dalam film itu cukup sensitif, tapi kami juga ingin agar cerita dalam film ini tetap dapat diterima oleh semua kalangan,” ujarnya.
Meskipun begitu, yang membedakan 2Yoel dengan film komedi lainnya menurut Ergia adalah penggabungan unsur komedi dengan tema religi yang diangkat.
Selain menghadirkan humor, mereka juga ingin menyampaikan pesan-pesan ringan mengenai agama yang sangat relevan dengan kehidupan sehari-hari.
Ia juga menekankan bahwa film ini sengaja dibuat ramah anak, sehingga dapat dinikmati oleh semua kalangan usia.
Melalui film 2Yoel, Ergia berharap penonton dapat memberikan banyak pesan positif, mulai dari pentingnya tidak mencuri hingga pentingnya menjaga iman, terutama sejak usia dini.
“Meskipun ada banyak pengaruh dari luar, kita harus ingat bahwa yang menentukan keimanan kita adalah diri kita sendiri. Bagaimana kita memilih untuk tetap beriman atau tidak,” tutupnya.
Muhammadiyah, sebagai organisasi Islam yang berpegang pada Al-Qur’an dan Hadis, mengakui keberadaan jin, termasuk tuyul, sebagai bagian dari makhluk ciptaan Allah. Namun, keyakinan ini tidak boleh menjurus kepada praktik syirik atau kemusyrikan.
Dalam konteks ini, para pemimpin Muhammadiyah menegaskan bahwa mempercayai kekuatan tuyul atau berkolaborasi dengan makhluk gaib untuk tujuan jahat adalah tindakan yang diharamkan dalam Islam.
Secara keseluruhan, Muhammadiyah memandang keberadaan tuyul sebagai bagian dari makhluk gaib yang harus dipahami dalam konteks keimanan kepada Allah. Namun, keyakinan ini harus diimbangi dengan pemahaman bahwa segala bentuk praktik yang melibatkan kolaborasi dengan makhluk gaib untuk tujuan jahat adalah haram dan bertentangan dengan ajaran Islam. Umat Islam diharapkan untuk selalu berpegang pada Al-Qur’an dan Hadis serta menjauhi praktik perdukunan.