BOJA.KENDALMU.OR.ID. Kepala SMK Muhammadiyah 2 (Muha) Boja, Kab. Kendal, Nur Khirin dengan mantapnya melaju ke babak Nasional dalam event Olimpiade Muhammadiyah Berkemajuan Nasional (OMBN) tahun 2025 yang akan berlangsung ofline di Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus), 24-25 Januari 2025.
Nur Khirin diketahui sebagai peringat 4 katagori lomba Kepala Sekolah Inovatif dalam ajang OMBN Propinsi yang diselenggarakan secara online oleh Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah serta Pendidikan Nonformal (Dikdasmen PNF) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Sabtu (11/1/2025) yang dipusatkan di Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus).
Dalam OMBN Propinsi setiap peserta lomba katagori Kepala Sekolah Inovatif wajib mengirim naskah lomba yang diajukan ke dewan juri dalam bentuk tertulis dan video.
Naskah tertulis berfungsi sebagai pedoman bagi peserta lomba untuk memahami tema, aturan, dan struktur yang harus diikuti. Tanpa naskah, peserta mungkin akan kesulitan dalam menyusun ide dan menyampaikan pesan yang diinginkan. Naskah tertulis juga menjadi acuan bagi juri dalam menilai setiap karya. Dengan adanya naskah, juri dapat mengevaluasi kesesuaian dengan tema dan kriteria penilaian yang telah ditetapkan.
Sedangkan Naskah video memberikan panduan tentang bagaimana ide-ide akan divisualisasikan. Ini mencakup penjelasan tentang adegan, dialog, dan elemen visual lainnya yang akan ditampilkan dalam video.
Dalam konteks kedua naskah tersebut, Nur Khirin mengangkat fakta masalah yang terjadi di SMK Muh 2 Boja tentang latar belakang raport pendidikan tahun 2023 menunjukkan warna merah.
“Raport merah menunjukkan bahwa lulusan SMK belum standar dan didukung dengan pemberitaaan di beberapa media massa, dari Badan Pusat Statistik dikatakan bahwa penyumbang pengangguran terbesar dari lulusan SMK,” kata Nur Khirin, Senin (13/1/2025).
Dia melakukan analisa masalah tersebut dan ditemukan, bahwa masalahnya adalah putusnya komunikasi alumni dengan sekolah pasca lulusan dengan pemicu utamanya para alumni mengganti nomor seluluer, handphone dan tidak memberitahulan kepada sekolahan.
“Para alumni menganggap setelah lulus mereka menilai sudah putus komunikasi dengan sekolahan. Mereka bekerja atau tidak dianggap sudah tidak ada hubungannya dengan almamater, Jika mereka bekerja tetapi tidak sesuai dengan jurusannya dikatakan oleh BPS sebagai pengangguran ” ujarnya.
Melihat fakta putusanya komunikasi dan terhambatnya pendataan lulusan, dibuatlah aplikasi ringan, yaitu ‘Lapangan’
“Aplikasi ‘Lapangan’ itu akronim dari lulusan tanpa pengangguran yang menggunakan google sites, sebuah  aplikasi yang isinya info-info pekerjaan sesuai jurusan, juga bimbingan karir,” terangnya.
Bagi lulusan yang bingung mencari pekerjaan bisa memanfaatkan ‘aplikasi lapangan’ sebagai salah satu solusi mencari pekerjaan.
“Sekolah tetap ada komunikasi lewat aplikasi tersebut lewat group watshapp, meskipun sekolah kehilangan jejak alumni, melalui aplikasi ini informasi lowongan pekerjaan dapat disampaikan kepada yang lain,” tuturnya.
Fakta menunjukkan, melalui ‘aplikasi lapanga’n dalam rentang 1 tahun terjadi pengurangan pengangguran alumni SMK Muh 2 Boja.
“Selain angka pengangguran turun mencapai 200 % mereka para alumni juga terserap di perusahaan-perusahaan sesuai dengan jurusannya dan gaji mereka sesuai dengan UMR di daerah tempat kerjanya,” ungkap Nur Khirin.
Ditegaskan, aplikasi lapangan mampu memberi manfaat dalam menurunkan angka pengangguran, khususnya para alumni SMK Muh 2 Boja.
“Aplikasi lapangan mampu berimplikasi baik terhadap keterserapan lulusan SMK Muha dan sesuai dengan jurusannya,” ujarnya lagi.
Menurutnya, sebetulnya para lulusan SMK Muh 2 Boja sudah banyak yang bekerja tetapi tidak sesuai dengan jurusannya, namun menurt BPS masih dinilai sebagai pengangguran.
Tentang aplikasi lapangan, Nur Khirin menyampaikan diperkenankan dan bisa digunakan oleh SMK lain dengan cara sangat mudah, yakni dimodifikasi, data base diganti atau membuat dari awal juga sangat mudah.
“Dalam pembuatan aplikasi lapangan kami membutuhkan data-data anak lulusan, maka harus meminta ke bagian BKK dan Humas SMK Muha,” ujarnya.
Melalui aplikasi ini komunikasi alumni dengan sekolahan tidak putus, dan mereka mendapatkan informasi lowongan pekerjaan yang valid, dipercaya dan mengetahui perkembangan sekolah dimana saja mereka berada.
“Aplikasi ini sebagai salah satu wujud penelusuran lulusan yang awalnya terkendala tidak diketahuinya keberadaan alumni dimana dan kerja apa. Selain itu aplikasi lapangan ini sebagai media sillaurrahmi antara alumni dan sekolahan,” katanya. (fur)