SUKOREJO.KENDALMU.OR.ID. Usai Assesmen Nasional (AN) bagi peserta didik kelas VI SD/MI di tahun ajaran 2023/2024, bukan berarti kegiatan anak-anak di sekolah berakhir. Ada aktifitas yang dinilai penting bagi mereka sebelum meninggalkan almamaternya untuk melanjutkan ke janjang pendidikan SLTP.
Seperti siswa-siswi kelas VI SD Muhammadiyah Sukorejo (Muhas), Kab. Kendal yang mengikuti pembekalan sebelum purna studi di sekolahnnya.
Mereka tidak hanya menerima informasi-informasi seputar sekolah lanjutan pertama yang akan dimasuki. Lebih dari itu pembekalan dilaksanakan bertujuan mencetak siswa-siswi mandiri dan berprestasi.
Kepala SD Muhas, Butuk Kemisih mengatakan, pembekalan untuk anak-anak kelas VI setelah AN dimaksudkan sebagai ikhtiar mewujudkan kepribadian anak-anak lebih berkembang yang ditandai dengan kemampuan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas pribadi di jenjang pendidikan SLTP, khususnya ketika mereka jauh dari orang tuanya.
“Pembekalan di SD Muhas merupakan pelaksanaan program kerja sekolah yang bertujuan untuk memberikan tambahan materi tentang ibadah, kepimpinan dan menanamkan sikap mandiri sebelum anak-anak lulus, “ kata Butuk Kemisih, Kamis (30/5/2024).
Pak Is, begitu ia disapa, menerangkan, pembekalan dilaksanakan selama satu pekan (27-31/5/2024) dengan materi ibadah yang dipraktekkan dalam bentuk sholat jama’ qosor, dan sholat jenazah. Materi kepemimpinan disampaikan agar anak-anak memiliki rasa tanggung jawab, disiplin, dan ketekunan yang bermanfaat untuk masa depan anak. Adapun materi life skill juga dilaksanakan praktek, seperti menjahit, dan memasak.
Is berharap seluruh rangkaian kegiatan pembekalan bisa membekas di hati anak-anak, karena memberi manfaat dan dipraktekkan baik di lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.
“Kegiatan pembekalan ini semacam closing pembelajaran di sekolah yang membekas dihati anak-anak dan dapat dilaksanakan dengan baik,” pintanya.
Sementara itu Wakasek Bidang Kurikulum SD Muhas, Solichatun mengatakan, terdapat 174 siswi-siswi kelas VI dari 7 Rombel yang mengikuti kegiatan pembekalan dengan 10 guru pengampu.
“Seluruh materi pembekalan untuk anak-anak sebagai salah satu wujud perhatian kami agar mereka setelah purna belajar di SD Muhas benar-benar bisa menjadi anak-anak yang Islami dan mandiri,” kata Solichatun.
Islami dan mandiri, kata Solichatun, anak-anak perempuan setelah lulus dari SD Muhas tetap berbusana muslim, baik di sekolah, keluarga maupun di masyarakat.
“Kadang bisa terjadi, ketika anak perempuan selama sekolah mengenakan pakaian muslimah, berjilbab, tetapi di luar sekolah mereka tidak berbusana muslimah. Itu yang kami sayangkan,” ujarnya.
Solichatun juga menjelaskan, materi life skill seperti menjahit, diharapkan minimal anak tidak cengeng ketika salah satu kancing bajunya lepas.
“Tetapi anak bisa mandiri, memasang kembali kancing bajunya dengan baik dan benar,” ujarnya lagi.
Sedangkan dua siswa kelas VI SD Muhas, Naghma Qorri Aina dan Diandra Rizkyana Putri mengaku pembekalan yang diterima setelah AN merupakan pengalaman baru yang bisa menambah pengetahuan mereka.
“Ternyata pembekalan itu mengasyikkan, selain seru juga menyenangkan karena semua yang kami peroleh adalah hal-hal baru,” kata Maghma.
“Terutama pengalaman praktek bikin nasi goreng. Kami satu kelompok 12 anak buat nasi goreng kemangi,” imbuh Diandra. (fur)