PURIN.KENDALMU.OR.ID. Film berjudul ‘Fondasi’ mampu mengangkat dan mengantarkan Kepala SD Muhammadiyah Purin (Esmurin), Patebon, Kab. Kendal, Ahmad Sofi Irwanto menuju Olimpiade Muhammadiyah Berkemajuan Nasional (OMBN) tingakt Nasional katagori Kepala Sekolah Inovatif.
Akhmad Sofi Irwanto mengatakan, keikutsertaan dirinya dalam OMBN untuk mengukur kemampuan diri, sejauh mana kemampuan yang dimilikinya, dan ketika olimpiade tersebut diselenggarakan dinilai sebagai momentum yang tepat untuk ikut dalam lomba
“Sebetulnya saya beberapa kali ikut di beberapa lomba yang berbeda dan mendapat pengalaman cukup banyak dan menarik,” ungkap Pak Ir, sapaan akrab Akhmad Sofi Irwanto kepada kendalmu.or.id, Jum’at (17/1/2025).
Dalam ajang OMBN 2025 ini Pak Ir awalnya memilih katagori Kepala Sekolah Dedikatif dengan naskah materi yang sudah disiapkan, tetapi karena terjadi kesalahan petugas, dirinya didaftarkan di katagori Kepala Sekolah Inovatif, dan harus mengganti materi naskah lombanya.

Pak Ir mengaku ternyata lebih mudah memilih katagori inovatif, karena sudah ada video film Fondasi tinggal mengaploud, menyusun naskah, dan syuting video praktek untuk penilaian dewan juri.
“Meskipun terjadi kesalahan pilih katagori, tapi alhamdulillah saya sebagai salah satu finalis bersama 24 peserta lainnya katagori kepala sekolah inovatif” ungkapnya.
Menurut Irwanto, diangkatnya film Fondasi dalam OMBN Provinsi memiliki alasan, bisa membantu Kepala Sekolah ketika bingung karena harus mengingatkan, memberi nasehat kepada guru yang lebih senior atau mau sharing ilmu kepada wali siswa yang usianya lebih tua dari guru-guru, dan bagaimana anak mengingatkan ibadah kepada orang tua.
“Dalam budaya Jawa menasehati kepada yang lebih tua masih tabu, anak memberi contoh kepada kedua orang tua kurang ajar,” ujar Irwanto.

Disisi lain, kerisauan wali siswa kepada anaknya muncul ketika melihat nilai mata pelajaran umum jelek, dan berusaha harus dikursuskan, privat, les agar nilainya bagus.
“Tetapi ketika nilai pelajaran agama jatuh, orang tua justru tenang-tenang saja, seperti tidak ada masalah,” katanya.
Nah, film Fondasi yang seluruh pemainnya adalah keluarga besar Esmurin memberi jawaban, mudah difahami, dan memberi kesan, sepertinya tanpa sengaja kita dinasehati.
Ditegaskan anak-anak seusia SD harus memiliki fondasi, karakter yang kuat melalui pemahaman agama (Islam), akhlaq, akidah dan ibadah.

“Pondasi, karakter yang kuat untuk anak-anak dan dirawat dengan baik bisa menjadi bekal mereka saat di SMP, SMA dan seterusnya,” ujarnya lagi.
Irwan berharap melalui Film Fondasi dapat meninspirasi, memberi manfaat kepada teman-teman sesama kepala sekolah.
Sesuai ketentuan, peserta yang masuk final melaksanakan wawancara (daring) terhadap hasil karya inovasinya dengan kriteria penilaian dampak dari inovasi, keberlanjutan, dan karakter. Adapun kriteria presentasi meliputi aspek penguasaan konten, ketrampilan komunikasi, dan interaksi.
Kepala Esmurin berharap Film Fondasi mampu memberi inspirasi kepada sekolah-sekolah lainnya untuk bisa membuat film dokumenter sebagai ikhtiar megembangkan dan memajukan sekolah Muhammadiyah. (fur)