SURAKARTA. KENDALMU.OR.ID. Koordinator Bidang Pengembangan Kebijakan dan Sistem Penyiaran Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jateng, Anas Syahirul Alim akhirnya mampu mengungkap dan memecahkan misteri menulis berita itu gampang, yang sebelumnya para jurnalis pemula sering mengalami kesulitan dalam menulis berita karena beberapa alasan utama, diantaranya kesulitan menyusun informasi agar jelas, ringkas, dan menarik.
Hal tersebut disampaikan Anas dalam acara Pesantren Digital Ramadan yang diselenggarakan oleh Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) PW Muhammadiyah Jateng, Sabtu (22/3/2025) di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).
Dihadapan sekitar 70 peserta utusan yang terdiri MPI PDM se Jateng, Pendidikan Tinggi Muhammadiyah (PTM) dan Ortom Muhammadiyah Jateng, Anas menekankan pentingnya menggunakan sumber informasi yang kredibel dalam setiap pemberitaan.
“Jurnalis harus berhati-hati dalam mengutip informasi dari media sosial dan harus cek dulu kebenarannya,” kata Anas.
Ia menambahkan bahwa media sosial tetap dapat dijadikan sumber informasi asalkan berasal dari pihak yang kredibel, seperti Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dalam pemberitaan tentang gempa.
Anas juga menekankan pentingnya teknik storytelling dalam menulis berita agar lebih menarik bagi pembaca.
Storytelling dalam konteks sajian berita merupakan teknik menyampaikan berita dengan cara yang lebih menarik, emosional, dan mudah dipahami, seperti bercerita. Tujuannya adalah membuat audiens lebih terhubung dengan berita, bukan sekadar menyajikan fakta secara kaku.
Menurutnya, berita yang menarik disusun seperti cerita dengan awal, tengah, dan akhir yang jelas, menggunakan gaya penulisan yang mengalir, bukan sekadar daftar fakta.
“Kekuatan kita ada di storytelling-nya,” tegas Anas. (fur)