KENDAL.KENDALMU.OR.ID. Azan adalah panggilan untuk melaksanakan salat yang dikumandangkan oleh seorang muazin. Azan dikumandangkan saat memasuki waktu salat fardhu. Dan idealnya ketika panggilan sholat berkumandang umat Islam merasa bahagia karena menganggap sebagai perjalanan hidup dan shalat ke shalat lainnya.
Dilansir dari laman muhammadiyah.or.id Ketua PP Muhammadiyah, Agus Taufiqurrahman menjelaskan tentang dua tipikal umat Islam ketika mendengar suara azan sebagai panggilan dari Allah untuk menjalankan shalat.
“Berdasarkan Sabda Rasulullah Saw, iman bersifat fluktuatif yang dapat bertambah atau berkurang. Ketika iman seseorang dalam keadaan baik, mendengar suara azan dianggap sebagai panggilan kerinduan kepada Sang Khalik. Namun, ketika iman melemah, lantunan azan dapat dianggap sebagai panggilan yang memaksa untuk meninggalkan kegiatan yang sedang disukai” kata Agus , Selasa (22/1/2024) dalam Kultum shalat zuhur di Masjid Kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta.
Menurutnya, tipe pertama merasa berbahagia karena menganggap hidup sebagai perjalanan dari salat ke salat lainnya; sedangkan tipe kedua cenderung mengeluh karena merasa azan mengganggu aktivitas yang sedang dijalani.
Dia menjelaskan, tipe umat Islam yang senang mendengar panggilan shalat memiliki persepsi terhadap suara azan tidak hanya dipengaruhi oleh faktor eksternal, tetapi juga oleh keadaan batin dan kondisi keimanan seseorang.
Agus Taufiqurrahman berharap bahwa pemahaman ini dapat memicu refleksi individu terhadap tingkat keimanan dan sikap terhadap panggilan azan, sehingga dapat meresapi nilai-nilai spiritual yang terkandung dalam azan sebagai salah satu panggilan ibadah penting dalam kehidupan umat Islam.
Agus Taufiqurrahman kemudian melanjutkan kultumnya dengan menjelaskan tentang syarat-syarat salat. Menurutnya, syarat-syarat tersebut adalah hal-hal yang harus dipenuhi sebelum pelaksanaan suatu amalan, dan salah satu syarat sah salat adalah wudhu. Ia menekankan bahwa prosesi wudhu harus dilakukan dengan sempurna, mulai dari membasuh tangan hingga membersihkan sela-sela jari kaki. Melewatkan satu rangkaian wudhu saja dapat mengurangi kadar keutamaan dalam ibadah.
Lebih lanjut, Agus juga menjelaskan pentingnya menjaga salat sebagai bentuk perlindungan diri dari perbuatan keji dan munkar. Baginya, orang yang telah melaksanakan salat seharusnya tidak terlibat dalam perbuatan maksiat. Menjaga salat tidak hanya terbatas pada prosesi ritualnya, tetapi juga mencakup amalan dan perilaku setelah salat.
Dengan penuh harapan, Agus Taufiqurrahman berpesan agar benar-benar menjaga salatnya, baik dalam aspek prosesi ritual maupun perilaku sehari-hari. Ia mengajak agar salat menjadi benteng spiritual yang kuat, mampu menjaga diri dari godaan perbuatan maksiat, dan meraih keberkahan dalam kehidupan sehari-hari.