YOGJAKARTA.KENDALMU.OR.ID. Ketua PP Muhammadiyah, Dr. H. Agung Danarto, M.Ag mengatakan, pentingnya memanfaatkan bulan suci Ramadhan sebagai media pencucian jiwa atau tazkiyatun nufus.
Praktek pencucian jiwa bertujuan untuk mencapai derajat ketaqwaan, mendapat ampunan segala dosa, bersyukur kepada Allah, menjadi hamba yang selalu berada dalam lindungan Allah, dan membersihkan jiwa.
Dikutip muhammadiyah.or.id, Agung Danarto mengungkapkan, tokoh pembaharu dan pendiri Muhammadiyah, KH. Ahmad Dahlan melakukan penyucian jiwa, dan dalam pelaksanaannya memiliki tiga cara seperti yang didasarkan pada Al Qur’an Surat Al A’la ayat 13 – 17.
“Merujuk pada landasan teologis tersebut, setidaknya terdapat tiga cara penyucian jiwa yang dilakukan oleh Kiai Dahlan,” kata Agung, Rabu (13/3/2024) dalam acara Oase Iman di TVMU dan Muhammadiyah Channel.
“Pertama, zikir atau mengingat Allah SWT dalam situasi apapun. Zikir di sini dimaknai juga dengan menyebut nama-nama Allah. Mengingat Allah SWT melalui nama-nama-Nya merupakan bagian dari jalan penyucian jiwa.
“Kemudian yang kedua dengan banyak melakukan salat. Salat-salat yang kita lakukan baik Salat Fardhu, ataupun salat-salat sunah lainnya,” kata Agung Danarto.
Salat yang dilakukan tersebut bisa dilakukan di rumah untuk salat-salat sunah, dan salat fardu dilakukan di masjid. Bahkan, Kiai Dahlan dalam beberapa kisah diceritakan paling awal sampai di masjid untuk menunaikan Salat Tahajud sebelum azan subuh dikumandangkan.
Cara yang ketiga adalah dengan senantiasa mengingat akhirat. Menurut Agung Danarto, sudah menjadi keharusan bagi setiap orang yang menyucikan jiwanya untuk mengingat kehidupan akhirat.
Bahkan dia akan lebih mengutamakan kehidupan akhiratnya dari pada kehidupan dunianya, namun demikian tidak berarti meninggalkan kehidupan dunia.
“Sehingga karenanya tiga cara untuk melakukan penyucian diri yang pertama banyak berzikir menyebut asma Allah, yang kedua dengan melakukan salat, yang ketiga dengan ingat akhirat mudah-mudahan jiwa kita menjadi jiwa yang suci,” harapnya.