KALIWUNGU.KENDALMU.OR.ID. Menjaga bumi, lingkungan sekitar merupakan tanggung jawab bersama, termasuk ibu-ibu muda yang tergabung dalam organisasi Nasyiatul Aisyiyah (NA).
Pimpinan Cabang Nasyiatul Aisyiyah (PCNA) Kec. Kaliwungu, Kab. Kendal memiliki peran penting dan tanggungjawab sosial untuk menjaga kelestarian alam.
Hal tersebut tertuang dalam komitmen NA, yaitu Beradab Islami Dalam Kehidupan dan Beramal Shaleh Mulai Diri Sendiri.
Amal sholeh dalam konteks menjaga kelestarian lingkungan sebagai komitmen seluruh jajaran PCNA Kaliwungu melalui media pendidikan dan praktek bertajuk Sekolah Ibu Jaga Bumi, berlangsung Sabtu (26/10/2024) di serambi Masjid Al Istiqomah Sarirejo, Kaliwungu, Kendal.
Ketua PCNA Kaliwungu, Dwi Kusumaningtyas mengatakan, sosialisasi sekolah ibu jaga bumi merupakan kegiatan penting untuk ibu-ibu muda NA dalam menjaga lingkungan sekitarnya.
“Menjaga bumi mencakup komitmen untuk melestarikan lingkungan sebagai tanggung jawab moral dan spiritual,” kata Dwi kepada kendalmu.or.id.
Dia menjelaskan, Nasyiatul Aisyiyah menganggap bumi sebagai figur ibu yang harus dirawat, sejalan dengan ajaran Islam yang menekankan perlunya menjaga kebersihan dan kelestarian alam.
“Jadi dalam kegiatan ini bagaimana cara melestarikan alam yang dapat dipraktekkan di rumah dan sekitarnya,” ujarnya.
Diharapkan kegiatan ibu jaga bumi dapat ditindaklanjuti dengan gerakan nyata melestarikan lingkungan, seperti menanam pohon, pengolahan limbah/sampah organik, edukasi keluarga, dan membentuk komunitas peduli lingkungan.
Sementara itu Ketua Bidang Kesehatan dan Lingkungan PW NA Jateng, Hanifatur Rosyidah mengatakan, program sekolah ibu jaga bumi merupakan inisiasi PW NA Jateng Bidang Kesehatan dan Lingkungan.
“Dalam pelaksanaannya di bidang pendanaan mendapat dana hibah dari Lazismu Pimpinan Pusat Muhammadiyah,” kata Hani.
Dikatakan, program ini fokusnya pada edukasi kepada ibu-ibu rumah tangga dalam pengolahan sampah organik sehingga bisa memberi manfaat.
Hani mengingatkan komitmen NA diantaranya adalah responsif terhadap permasalahan lingkungan sekitar, terutama sampah karena Jawa Tengan salah satu Provinsi yang memproduksi sampah terbesar.
Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Indonesia menghasilkan 35,93 juta ton timbulan sampah sepanjang 2022.
“Dilihat dari provinsinya, sampah terbanyak berasal dari Jawa Tengah. Provinsi ini menghasilkan 5,76 juta ton atau 16,03% dari total timbulan sampah nasional tahun lalu,” ungkapnya.
Melalui sekolah ibu jaga bumi dia mengajak kepada seluruh kader Nasyiah untuk mengurangi produksi sampah, terutama yang bersumber dari rumah tangga dengan menggalakkan 3R, Reduce, Reuse dan Recycle.
Hal tersebut, kata Hani merupakan maksud penanganan sampah yang terdiri dari tiga unsur yaitu, “Mengurangi”, “Menggunakan ulang” dan “Mendaur ulang” sampah.
Sedangkan Ketua PCM Kaliwungu, Asyiqien Humam mengapresiasi pelaksanaan Sekolah Ibu Jaga Bumi karena hal tersebut sebagai sesuatu yang baik.
Asyiqien berharap kepada semua kader muda Aisyiyah benar-benar menjaga bumi milik Allah dengan sebaik-baiknya sehingga tercipta alam yang lestari.
“Manfaatkan apa saja yang bisa dimanfaatkan, karena hal itu merupakan shadaqah,” pinta Asyiqien mengutip hadits Nabi ‘kullu ma’rufin shodaqoh’ setiap kebaikan adalah shadaqah.
Dia juga berharap kegiatan yang baik ini dinilai oleh Allah sebagai shadaqah kader-kader muda Aisyiyah.
Turut hadir dalam acara pembukaan antara lain Ketua PRM Sarirejo, Mujahidin Chidzir dan jajaran PCPM se Cabang Kaliwungu.
Diketahui, sekolah ibu jaga bumi diikuti oleh 35 peserta utusan dari PR NA se cababg Kaliwubgu, jajaran, PC NA Kaliwungu, dan unsur PKK.
Bertindak sebagai nara sumber adalah Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kec. Kaliwungu yang menyampaikan materi tentang pembuatan pupuk kompos dengan bahan baku sampak rumah tangga. (fur)